dhuhaa di pagiku
ini adalah sepenggal kisahku menuju pernikahan,tapi bukan untuk menjatuhkan seseorang atau nama besar keluargaku. putriku dhuhaa adalah putri yang cantik dan cerdas,dia adalah buah hatiku dan laki2 itu. awal ketika aku mengenalnya dia masih terbilang laki2 yg belum di kategorikan laki2 dewasa,saat itu 14 tahun lalu aku sudah menikah dengan seseorang yang aku cintai dan memiliki seorang putri kecil darinya,kehidupan rumah tanggaku sangat indah. suatu hari ada seorang anak kecil masih smp mengenalku bahkan mengutarakan cinta padaku,jelas aku jawab tidak mungkin aku sudah bersuami dan dia masih kecil. lambat laun biduk rumah tanggaku terpecah setelah lahir anak keduaku, suamiku menceraikan aku. terlunta2 aku menafkahi putra putriku kala itu tak satupun keluargaku yang menolongku,dan laki2 muda sebut saja randika itu datang padaku berniat untuk bersamaku,saat itu aku masih dengan keputusanku aku takut dan menolak karena usiaku dengannya tepaut jauh ya 9 tahun selisihnya. tahun berganti tahun aku belum juga memiliki pengganti mantan suamiku,randika pun sakit tanpa kuketahui dia menginginkanku jadi istrinya tapi aku tetap saja belum siap. lantas dia menemukan seorang gadis yang kala itu dia bilang padaku gadis itu sangat perhatian,saya mengusulkan menikahlah dengannya dia pasti lebih baik dariku,menangis dengan sedihnya saat kukatakan itu. tapi tak lama dia mengiyakan untuk menikah. setahun setelah pernikahannya aku dan mas andi bertemu kembali saat itu aku sedang patah hati yang teramat,dia tetap bilang mencintaiku selalu dan ingin sekali memiliki seorang anak dariku,entah aku setan mana yang merasukiku sehingga aku setuju dan dibawah kendalinya. tak lama aku hamil,sebulan dua bulan hingga 5 bulan kehamilanku dia baik2 saja bahkan semakin sayang,akan tetapi memasuki bulan ke enam kehamilanku dia mulai jahat dia menginginkan anak ini digugurkan dan aku tak setuju,hingga dia menyakitiku dan tidak ingin menikahiku. aku melahirkan dhuhaaku sendiri,aku berharap dia masih memiliki hati untuk menikahiku sehingga dhuhaaku tak lagi sepi,tak lagi takut panggil abi untuknya. aku memang salah mengharapkannya tapi ini hanya demi putriku dhuhaa,jika istrinya merasa tak rela dengan ini kuharap dia masih punya hati untuk menyelamatkan dhuhaaku,itu saja dan tak lebih. abi randika,berikanlah masa depan untuk dhuhaaku jangan pernah kau bunuh masa depannya nanti,dia juga ingin seperti yang lain bisa hebat bisa juga panggil abi dan menggandeng tangan abi bahwa abilah cinta pertamanya. #CeritaPernikahan
Gwen