Trauma dengan bidan desa
Halo bunda, sebelumnya disclaimer ya, saya bukan mengeneralisir semua bidan itu sama 🙏 Menurut bunda semua saya harus gimana ya, saya punya pengalaman yg sangat pahit, setidaknya untuk saya dan suami. Waktu kehamilan pertama, saya pulang ke rumah mertua di kampung. Bidan desa dan kadernya kurang kooperatif dan masih mendukung persalinan di rumah dg bidan tsb jg dukun bayi. Bahkan bidan tsb marah waktu saya periksa di bidan lain/dokter. Salahnya saya, cuma nurut2 aja. Apalagi saya cuma 'sendirian'. Hasilnya, saya bersalin di rumah, dg ketuban yg ga sengaja pecah oleh dukun bayi dan bidan ga ada respon waktu dikasih tau ttg hal itu. Anak saya lahir tdk langsung menangis, lengan kiri terlihat patah, minum air ketuban. Dan bdhnya lagi, saya iya2 aja waktu bidan bilang gpp, saat saya nanya apa anak baik2 aja. Qodarullah, umur anak saya hanya 1 hari. Penyesalan yg ga akan pernah hilang dari hati. Krn itu, saya jd trauma untuk kontrol ke bidan tsb di kehamilan berikutnya. Ditambah lagi, di kehamilan kedua dan ketiga saya keguguran. Jadi saya mutusin untuk kontrol ke obgyn saja. Tadi kader posyandu datang untuk pendataan dan meminta saya untuk datang tiap bulan ke sana. Jujur saya malas bun. Suami jg melarang untuk datang ke posyandu. Saya ga enak sama kader tsb tapi rasa trauma itu masih ada, walopun sdh 4 th. Menurut bunda sekalian gmn? Terimakasih untuk segala respon bunda2 semua. Saya doakan semoga kehamilan kita semua lancar, ibu dan bayi sehat dan berumur panjang. Bagi yg masih menunggu dua garis semoga segera diberi amanah. Aamiin.. aamiin. . aamiin
Arfan Baihaqi K and his siblings' Bunda