Diagnosis Blightend Ovum (Hamil Kosong) update 26 April 2019

Hallo, Bunda. Ini postinganku  tanggal, 11 Maret 2019 dengan sedikit tambahan karena pulang kantor suamiku meluk aku sambil nangis. Makasih ya, Bunda-Mommies yang udah komen2 kemarin. Mohon bagi semangat lagi, ya. Aku baru nikah Desember kemarin. Hari pertama mens terakhir 11 Januari lalu. Seneng karena hamil. Ga lama lagi akan jadi orang tua. Tapi, hari ini sedih, Bund. (btw, itu tgl 11 Maret). Perdana cek kandungan di dokter kandungan, di usia 7 minggu 3 hari lewat USG abdomen sama transvaginal. Dokter bilang ga ada janin yang terlihat di kantung rahimku. Kantungnya kosong. Biasanya, usia 7 minggu itu udah ada janin yang keliatan. Ini ga keliatan apa-apa. Gelap semua. Diagnosis pertama katanya BO alias hamil kosong. Nanti aku posting fotonya, Bund. Sedih super duper stres. Padahal, ga ada flek dari awal telat mens. Sempet bilang kram perut dikit. Dokter bilang itu mau kontraksi keguguran. Kalau tiba-tiba pendarahan langsung ke UGD aja.  Tapi, baca-baca, kram pada orang hamil itu biasa. Dokter ga ngasih vitamin atau obat penguat apa pun dan minta aku datang 1 minggu lagi. Karena kebetulan pas aku lagi sakit demam, flu berat dan batuk, aku cuma diresepin obat antibiotik dan pereda batuk, seperti ambroxol, sanmol, dan sejenisnya. Suami syok. Lebih banyak diem meski juga menguatkan. Mertua malah kayak sedih campur kecewa. Malah bilang "yaudahlah ya, Nduk, kalau dokter bilang harus dikuret ya nggak papa. Dikuret aja. Nggak usah maksain buat dipertahanin. Ibu dulu juga pernah BO, pas usia 43 tahun, tapi akhirnya dikuret. Nggak ada flek. Nggak kram juga. Mungkin ini jawaban dari Tuhan karena kalian masih belum siap jadi orang tua. Terbukti, banyak masalah yang belum bisa kalian selesaikan dengan baik meskipun kalian udah dewasa kan." Aku bergejolak. Aku ga mau. Aku ngerasa janin masih ada. Akhirnya, ibu mertua menyuruh aku banyak doa. Biar Tuhan yang ngasih kehendak. Trus, agak membesarkan hati disuruhlah cari second opinion lewat dokter lain. Aku WhatsApp ibuku dan saudara kembarku (fyi, aku beneran kembar cewek-cewek lho) yang udah pernah dikuret. Mereka menguatkan. Dibilang, tunggu dulu. Jangan keburu dikuret. Pasti janinnya masih sembunyi. Mereka minta aku banyak-banyak berdoa. Sedih banget emang. Bahkan, sampai sore ini (btw, ini kemarin tgl 11 Maret) debat di WhatsApp sama suami gara-gara dia malah bikin status "SABAR". Aku yang lagi sensi banget jadi ngerasa gagal sebagai seorang istri. Dan, minder untuk bisa jadi ibu. Aku pulang dari RS sempet mual-mual pun dibilang. "Padahal, kosong lho ya. Ga ada isinya." FYI, Bunda, aku pas kena flu, batuk, panas lidahku pait banget. Jadi, kayak gampang mual juga. Dan, gatau pas telat mens ini aku gampang banget kayak masuk angin. Sharing semangat, ya, Bund. Trims. Aku masih ngerasa ada janin di perutku. Dia kayak masih bilang, "Bunda, Bunda, aku di sini." Tapi entahlah gimana nantinya Allah kasih petunjuk. Update tanggal 26 April 2019 (Jumat) Terima kasih Bunda-Mommies yang sudah komentar di feed ceritaku ini. Respons dan respect kalian luar biasa. Merasa dikuatkan. Merasa tidak sendiri. Sampai-sampai ada beberapa komen yang disertai foto USG usia 7, 8, atau 9 minggu. Keren! Sekali lagi, terima kasih. Semoga Bunda-Mommies di sini sehat semua, ya. Aamiin ❤️ Ada satu pertanyaan yg membuat aku terheran-heran, "Kenapa BO ini sering terjadi pada ibu-ibu muda zaman milenial sekarang ini, ya. Dulu 20 s.d. 30 tahun lalu, para ibu tidak banyak yg mengalami ketidaknormalan kehamilan, seperti BO ini. Tapi, ini belum ada survei juga sih. Cuman liat di kanan-kiri tetangga sana." Mungkin Bunda-Mommies ada yg mau kasih pendapat, ya. Anyway, aku mau cerita kelanjutan nasib calon debay-ku. Pada akhirnya, malam sebelum 1 April, aku HB sama suami. Tapi, pagi aku periksa CD. Aku flek. Panik. Aku pergi ke dokter second opinion, kehamilanku dicek ulang. Usia yang seharusnya 12 minggu mundur menjadi 6-7 minggu. Sedih sekali. Ukuran kandungan juga mengempis dan menciut. Itu menjadi tanda bahwa kandunganku tidak normal. Aku periksa ke dokter kandungan RS Siloam Surabaya. Dokternya ini berbeda dg dokter sebelumnya yg di RS Mitra Keluarga Darmo Satelit, Surabaya. Dokternya lebih talkactive. Biaya periksa, tindakan, tebus resep sama-sama lumayan mahal. Aku sempat stres kehabisan uang sekian juta, padahal masih awal bulan. Tapi, tak apa demi kesehatan. Bagiku bukan uang yang bikin sedih, tapi lebih ke "aku kehilangan kesempatan menjadi seorang ibu pada tepat setelah hampir dua bulan menikah". Aku pikir aku ini subur dan segera isi seperti orang-orang sekelilingku yang ga sampe dua bulan udah isi semua alias hamil. Sedih memang. Tapi, mau bagaimana lagi. Ini takdirku. Ini jalan hidupku. Orang yang lebih besar ujiannya daripada aku juga banyak sekali. Jadi, aku harus move on. Move away. Move up. Strong. Hal positif dari peristiwa ini adalah ketika aku diresepkan obat aborsi oleh dokter (((tidak dikuret, dokternya ga mau ada luka di mulut rahim krn kuret))) utk mengeluarkan kandungan yg tdk berkembang, aku banyak merenung. Apa hikmah semua ini? Ya. Aku belum bisa berdamai dg diri. Dg masa peralihan dari jomblo yang mandiri ke status menikah yang apa-apa harus izin dulu ke suami, aku harus belajar berkompromi. Aku juga harus belajar manajemen hati. Ga boleh iri liat yang kehamilannya baik-baik aja. Ya, mungkin ini waktunya aku berintrospeksi. Aku juga berpikir. Suami dan aku masih sering cek cok. Aku lebih banyak mengalah dan diam. Tidak baik juga kalau saat sedang hamil emosi jiwaku cenderung negatif. Emosi negatif yg sering terpendam akan mempengaruhi jiwa debay juga kan. Aku belum benar-benar siap menyambut kehamilan itu sendiri. Meski demikian, sewaktu tiga bulan (12 minggu) hamil, aku menikmati masa trisemester pertama. Minum susu, makan telur, minum vitamin, banyak baca soal info kehamilan, donlot aplikasi kehamilan di hape, diperhatikan lebih ortu dan teman-teman kantor, dll. Walaupun sering aku harus berkali-kali menangis karena aku semakin manja ke suami sementara suami kadang tidak paham itu. Aku menikmatinya masa itu. Sekarang sudah 26 hari berlalu, aku mencoba mencintai diri sendiri. Oh, ya, saat aku kembali kontrol ke Obgyn RS Siloam tsb. Aku ditimpa kesedihan bertubi-tubi saat diperiksa. Katanya, vaginaku ketika dibuka dg alat cocor bebek, mulut rahimku luka dan lubangnya besar. Entah apa sebabnya? Dokternya sendiri tdk tau, apalagi aku yg awam. Katanya, mungkin karena aku yang hidupnya tidak higienis. Ada jamur. Ada keputihan yang dibiarkan terlalu lama. Hingga keluar darah dan cairan keputihan tidak normal yang gatal sekali. Aku sedih. Separah itukah aku sebagai perempuan? Aku terdiagnosis erosi portio. Aku cek ke google. Baca-baca. Ngeri, tapi katanya itu bs terjadi ke siapa pun. Masih kata dokternya, infeksi jamur adalah penyebab keputihan dan itu yang menyebabkan mulut rahimku luka. Dan, masih kata dokternya, infeksi jamur itu juga yang mungkin menyebabkan janin bisa mati dan tidak berkembang. Aku jadi merasa bersalah atas gugurnya calon bayiku. "Karena bundamu ini, Nak. Akhirnya, kamu harus pergi, ya." Sedih. Lagi-lagi hanya itu yg bisa aku rasakan. Ya, aku berulang-ulang mengusap air mata kala sendiri. Meski aku blm melihat setitik putih di layar USG di dalam kandungan, aku merasa dia (calon debay-ku) ada. Oh, ya, saat aku mengeluarkan kandungan dari vaginaku. Rasanya sakit sekali. Nyeri. Kalau orang Jawa bilang, seperti dilepen pas menstruasi, tapi berkali-kali lipat rasanya. Campur aduk rasanya pengen puppy, pipis, dan nyeri perut rasanya. Beginikah orang melahirkan nanti rasa kontraksinya? Ah, apa pun itu aku semalaman tdk bs tidur karena perutku sakit sekali. Suami sampai tidak tidur juga. Menemaniku. Memelukku. Cuddling (peluk dari belakang). Sambil ikut menekan perutku yg aku tekan duluan, tangannya yg lain menggenggam tanganku. Tes. Aku nangis. Aku mengigit bibir menahan kesakitan. Ada sesuatu yg besar keluar dan tertahan di CD-ku. Aku merasa udara panas di sekitar CD-ku. Apakah itu plasenta, tempat calon debay-ku akan bertumbuh kembang? "Dia keluar, Ayah. Tempat adek (calon bayi) keluar." Aku meronta. Ketakutan dan sedih. Gemetar saat membersihkannya di CD-ku di kamar mandi. Suami memelukiku. Menguatkan. Meski aku tau, dia pasti jg sangat terpukul apalagi dia yg berusaha percaya kalo aku hamil meski udah di-diagnosis suspect BO. Berangsur-angsur rasa sakit itu berkurang. Kantung kandungan alias plasenta yg keluar itu aku simpan untuk diperiksa di laboratorium patologi anatomi. Tujuan diperiksa adalah "Apakah ada sel kanker yg tumbuh ganas di situ, dan kelainan-kelainan lainnya?" Alhamdulillah seminggu kemudian hasil lab keluar. Aman. Gumpalan daging kandunganku terbukti sisa kehamilan dan tidak ada apa-apa. Alias normal. Well, aku cerita lagi, ya, Bund. Kalau vaginaku tadi kan dibilang kena erosi portio. Sesudah ditindak oleh dokter seperti itu. Hal menyakitkan lagi yg terdengar dari bibir dokternya adalah rahimku agak turun. Katanya, udah kayak orang yg pernah melahirkan. Prolaps uteri. Bahasa ilmiahnya gitu. Bahasa awamnya, turun rahim, turun beruk, atau peranakan turun. Aku sedih untuk sekian kalinya. Keluar dari ruang periksa aku menangis. Kalimat-kalimat menghakimi diri sendiri muncul satu per satu. Umurku masih 28 tahun. Aku tdk pernah berpacaran. Aku tidak pernah berhubungan seks. Menikah adalah hubungan seks-ku pertama kali. Tapi, kenapa begitu. Oh, apakah aku jarang olahraga? Apakah dulu waktu aku hidup indekos sendiri angkat-angkat galon. Apakah-apakah? Terus begitu. Ngerasa jadi istri yg sakit-sakitan. Ngerasa ga bisa melayani suami dan melaksanakan kewajiban istri dg baik. Ngerasa lebih baik suami itu menikah lagi. Dan, ouh, aku ngerasa sebaiknya aku tidak menikah saja. Benar-benar pikiranku kacau. Sedih sekali. Apalagi, dokter yg sempet bilang. "Ini kalau keputihan ya pembuahan sel telur dan spermanya jadi ga bagus. Mbak jg harus turun berat badan biar ga kecil-kecil sel telurnya. Suami suka yg seksi lho. Jangan gemuk. Orang gemuk itu mahal. Sakit-sakitan, dll. Bukan begitu, Pak? (((Melirik ke suami yg menemaniku saat kali kedua periksa)))" Beberapa kali dokter itu mengatakan kalau aku parah banget gemuknya. Padahal, menurutku sendiri iya emang gemuk tp masih dalam batas wajar. Suami dan ibu mertuaku jg tidak terima aku dibilang gemuk banget. Menurut mereka aku ga gemuk2 banget. Memang iya gemuk, aku naik BB setelah menikah dan hamil. Yg biasanya 55--58 kg jadi 64--65 kg dg tinggi 159--160 cm. Namun, bagaimanapun itu, kata dokternya, aku gemuk. Dan, itu yg bikin BO. Selain, bs juga kualitas sperma suami. Nah, suamiku ini juga disuruh periksa ke lab. Apakah baik atau tidak. Uang lagi, Bunda-Mommies. Bulan April adalah bulan habis-habisan. Gaji hanya mampir saja. FYI, aku bekerja jadi guru bimbel full time. Masuk pagi jam 8.00 pulang jam 22.00. Mungkin ini juga yg bikin aku stres. Seharian di tempat kerja. Jam kerja tidak wajar. Perjalanan rumah ke kantor juga memakan waktu sejam lebih, belum macet dan lainnya. Sekarang aku lagi bikin plan diet plus promil lagi nih, Bund. Doanya, yaa. Eh, saling mendoakan dong. Tapi, ga tau kapan. 10 hari lagi udah Ramadhan. Semoga bs turun BB, ya. Dan, melatih diri untuk positif thinking. Mengontrol diri. Menyembuhkan diri sendiri. Self healing. Dibawah tertera foto janin kosong.

Diagnosis Blightend Ovum (Hamil Kosong) update 26 April 2019
504 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Dokter nya ko gt yaa...gaa gemuk kok say it... Jgn sedih ak jg pernah alami,bahkan 2 kali keguguran...dan sekarang ak lg hamil yg ke 7 usia kandungan ku 7bln...setelah menikah 1 bln kemudian hamil...kandungan 5 bulan keguguran. Udah ada nyawa nya dan ak kehilangan bgt Sedih sik,apa lg ampe 2 kali... Tp ak berpikir pst ada hikmah di balik smua it... Iklaskan...tetep berdoa,jgn salahkan diri sndri .. Insyaallah tuhan akan ksh di waktu yg tepat menurutnya... Jgn biarkan omongan orang,bikin setres mau it dokter sekalipun... Tetep semangat

Baca lagi
6y ago

Hamil ampe 3 bln ak g masalah pas masuk 4 flek ampe berdarah kyk mens gt...ahir nya kt doktet ak harus badres total...pas masuk 5 bln pinggangku sakit bgt 2 hari ak g bs tdr kesakitan...kadang ilang kadang sakit bgt...ku pikir krn ak g bab(maaf)2 hari trs ak ke kamar mandi pup ,pas rada ngeden gtu...ttp g bab...pas balik di kasur sakit nya tambah luar biasa dan si dedek udh keluar kepala nya😂 dan ahir nya ke rs pake ambulan dan hrs di.lahirkan...tp udh g bernyawa😂 kt dokter wkt it sik ak ngalaminelahirkan sblm waktunya bhs dokter nya apa ak lupa...6 bln kemudian ak hamil dan keguguran pas 1 bln,dokter nyaranin buat tes toch...d hasil nya akrnk negarif tp pernah ada riwayat posiitif... Dan skrnk al dah hamil mo 7 bln...dr awal ampe sekarang msh di pantau.dokter...tp alhamdulillah sehat2 aj ..doakan yaa smg sehat sll dan lahit dg selamat😃

VIP Member

kaya baca cerpen, Tapi sangat menginspirasi. bahasanya baku dan mudah di mengerti. bikin aku jadi semangat buat menjaga kandungan. walaupun ceritanya sudah lama. tapi sangat terkenang bagi bunda dan bunda lain nya. terimakasih sudah berbagi pengalaman. semoga pengalaman bunda bermanfaat bagi yg lain juga bagi yg sedang hamil dan menunggu kehamilan. jadi termotivasi kalo kita harus benar benar menjaga kehamilan, jangan terlalu memaksakan walaupun kita tahu kalo kita kuat ,tapi selalu ingat bahwa ada manusia juga yg harus kita jaga.. ❤️

Baca lagi

sabar bunda, dulu aku usia kehamilan 7wk didiagnosa sama, malah sama dokternya disuruh 1bln balik lagi, aku ga balik lagi bun, aku diemin dan aku mulai ga terlalu terobsesi sama kehamilan, pas 2bln kemudian aku ga mens, dan aku kedokter kandungan tujuannya mau minta obat buat ngelancarin datang bulan, aku cerita ke dokternya bahwa pernah didiagnosa BO di dokter kandungan lain, dokternya berinisiatif buat USG, ternyata udah ada janin dengan detak jantung. semoga bunda juga seperti aku ya bun. aamiin

Baca lagi
6y ago

wah, yang belum isi segera isi yaa. buat bunda selly semangat jadi bumilnya. sehat-sehat. Btw, bunda selly ga dikuret berarti ya?

tetap semangat ya bun... aq dulu juga pernah keguguran 1kali n hamil BO dua kali 😢 semuanya berakhir dg kuret.. sempet berkecil hati n trauma jg bun... n akhirnya 6 bulan setelah kuret yg terakhir alhamdulilah tidak di sangka2 dua garis merah saya dapati n itupun diluar rencana kita... saya sama suami blm program tp alloh sudah kasih kepercayaan... sekarang usia kehamilan 12weeks minta doanya ya bun.. semoga sehat ibu n baby nya sampe lahiran 🙏 semoga bunda segera dikasih kepercayaan lg amin...

Baca lagi
6y ago

sabar y bun... semoga segera di beri kepercayaan lagi...

semangat dan jangan mudah menyerah bunda. Coba gaya hidup sehat,atur pola makan,nutrisi makanan,waktu bekerja dan waktu olahraga juga. aku recommended dokter obygn tempat ku promil ya bunda. Namanya prof dr Erry Gumilar SpOG prakteknya di daerah Manukan. coba bunda browsing. krna aku dulu ya promil di dr Erry dan Alhamdulillah dlm waktu 4 bln promil aku hamil anak pertamaku bunda. Awalnya ada kista dirahimku,tpi stlh promil itu kistanya sdh hilang. Semoga bunda segera diberi momongan kembali, amiiiinn

Baca lagi

sabar ya bunda. aku juga pernah mengalami hal tsb. di usia 8w aku dinyatakan BO dan di paksa untuk kuret. alhasil aku ke dokter lain, dokternya nyuruh nunggu 2minggu karena pasien dia banyak yg kaya aku. tapi setelah nunggu ternyata sama aja, aku lebih milih minum obat drpd kuret. orgtua jg tidak memperbolehkan kuret soalnya. alhamdulillah 1thn berlalu dan skrg dinyatakan hamil 12w. jangan patah semangat ya bun. inshaAllah akan ada waktunya bunda diberi kepercayaan lagi. sehat2 untuk kita semua bun aamiin

Baca lagi

Mbaa, aku sedih bacanya :( ngerasain bgt gimana rasanya pengen punya anak, tiap bulan rasanya sedih krna haid dtg lagi.. pernah telat hampir 10hari, belum tespack tiba2 udh haid.. ternyata itu keguguran tp akunya gak tau.. mungkin faktor kecapean krn lg perjalanan jauh.. alhamdulillah bulan depan isi lagi, dan itu aku jagaaaa banget.. sampe uk 12w dirumah aja.. gapernah naik motor.. sekarang udah 33w.. aku doain mudahan mba cepet dikasih gantinyaa aamiin.. sabar ya, rencana tuhan pasti yang terbaik kok..

Baca lagi

tetep semangat bun saya hamil BB 75kg tinggi 165cm pernah promil juga di BB segitu dan dokter gak ngatain saya keGEMUKAN ,dan nyatanya juga bisa hamil wktu itu suami pernah cek sperma dan hasil nya sperma jalan lambat sekali, alhamdulillah dg pasrah diri di kasih rejeki di BB 75kg sampai sayabmau melahirkan BB naik jd 95kg dan dokter pun tdk ada yg bilang kl sy obesitas kegemukan atau takut anak kena diabetes . tetap semangat bunda suatu hari nanti pasti di kasih Rejeki . aamiin

Baca lagi

semangaat bunda... pasti nanti ada kesempatan kedua.... sy jg pernah keguguran d usia 12w... padahal debaynya d USG2 sebelumx ada... tp tiba2 keluar flek coklat, lalu pendarahan... d bawa k dokter, ternyata plasenta debaynya putus, jd dia meninggal d dlm... sy cm bs nangis ke suami waktu di diagnosis hrs kuret... alhamdulillah, 3 bln pasca kuret d ksh lg... dn skr udh 29 w... tetap berusaha dn selalu berdoa yah bund... pasti akan d jawab sm Tuhan... semoga cepat isi lg yah bund... 😘aammiinn...

Baca lagi

santai aja sist. nikmati saja dulu masa masa pacaran setelah menikah. ada masanya kelak ketika sudah siap di beri Nya keturunan. berbahagialah kamu dan suami masih normal. saya ikut grup endometriosis ada yg sampai 10tahun belum di karunia keturunan dan ada Krn penyakit endometriosis nya itu sampai di angkat rahim nya. jadi bersyukur dan berbahagia lah dgn kondisi kita apapun, Krn ada kondisi orang lain yg jauh amat sangat lebih kurang beruntung di banding kondisi yg kita alami.

Baca lagi