Aku punya impian, ada harapan tp sulit tercapai..
Dulu orang tua ku berniat TDK melanjutkan sekolahku stlh aku lulus SD tp aku meminta sekolah. Orang tuaku mengikuti standar kampung yg dmn anak perempuan tak perlu sekolah tinggi tp aku punya harapan. Akupun lanjut sekolah SMP, di SMP aku mulai tertarik dgn menggambar dan mengasah kemampuan dgn cara otodidak. dari SD pun aku udah suka menggambar sampai buku pelajaran penuh dgn coretan. D SMP aku sering mengisi Mading sekolah dgn karya gambarku sampai orang orangpun kenal aku dgn ciri khas gambarku. Aku sering diminta menggambar tokoh manusia berbentuk anime atau karakter komik. Aku pun senang mendesain baju hingga akhirnya aku mutusin melanjutkan sekolah SMK jurusan desain dan busana. Aku meyakinkan orang tuaku, aku punya keinginan yg ingin aku capai saat itu. Sekolahku berjalan mulus tak pernah bermasalah, aku tak pernah berbuat masalah,. Saking ingin sekolah aku membantu biaya sekolah dgn sambil jualan dan terima orderan jahit. Jd walau ga dikasih bekal sama orang tua aku masih bisa sekolah dgn jualan apa saja. Saat itu orangtuaku lumayan bercukupan dgn upah d atas UMR, tp aku mmbantu biaya sekolah ku agar orang tua bangga. Lanjut, akupun lulus sekolah SMK lalu kerja d butik satu tahun, kemudian aku putusin lanjut kuliah desain cukup satu tahun saja yg kebetulan juga ada program D1 saat itu. Karna ga ada planning dr orang tua aku janjikan semua biaya kuliahku aku bayar setelah lulus. Selama satu tahun tahun aku habis biaya 30jt lebih itu sudah mencakup semua. Bagi orang tuaku 30jt nominal besar. Setelah lulus aku ditawarin dosenku untuk lanjut karna potensi ku yg bagus dlm desain tp aku pilih tak melanjut. Setelah aku menjalani perkuliahan ku yg menurutku ga normal dan berantakan dimana otakku d paksa kerja keras membagi waktu untuk kerja dan kuliah sejujurnya aku ga bisa fokus. Setelah lulus kuliah aku langsung kerja mandiri dgn buka orderan jahit, penghasilanku cukup dan langsung bisa melunasi biaya kuliahku. Setelah itu ayahku memutuskan untuk TDK mau kerja lagi dgn alesan sudah cukup tua dgn usia 50 thn. kemudian menggantungkan hidupnya padaku dgn kata arti semua tanggung jawab nya aku yg ambil alih. Aku sangat keras dlm bekerja, dari pagi hingga MLM aku kerja terus.. hidupku cumn buat kerja saat itu, ga da urusan pribadi atau waktu bersenang dgn teman sprti yg lain. Tidak mudah, TDK kecil tanggung jawab ku yg harus menjamin biaya keluarga ku semua. Padahal aku punya impianku sendiri yg ingin aku capai.. aku bingung orangtuaku jadi sangat egois.. toxic.. jadi ingin menguasai ku seutuhnya, mengaturku, memerasku dan harus sesuai harapan mereka. Penghasilan ku yg jauh dr UMR saat itu seharusnya bisa berkembang usahaku ke jenjang LBH baik. Aku punya cita cita punya butik dan menjadi seorang desainer. Tp kandas.. hingga saat ini TDK tercapai.. walau sudah menikah aku TDK diberi ruang kebebasan untuk melakukan caraku sendiri agar LBH baik tp orang tuaku memaksakan kehendaknya mereka yg d klaimnya LBH baik dari caraku... Skrg usiaku 32tahun sudah punya anak dua, usahaku mah d level itu itu ja yg ada mlh penurunan.. tahun ini aku putusin aku udah tinggal d rumah baru di perumahan. Aku fokuskan hasil jahitku untuk biaya cicilan rumah, klu TDK begitu aku ga bisa punya rumah sampai kapanpun. Karna aku sudah mencoba menabung dan investasi emas tp gagal dan habis tak tersisa. Cobaanku TDK hanya orang tuaku tp ternyata datang dr suamiku juga dan tentunya mertua beserta kluarganya.. sekarang aku punya 2 anak, aku punya tekad dan berjuang untuk anak saja. Ku mulai stop memikirkan orang tua, stop meladeni mertua, aku mau fokus untuk masa depan anaku dan kluargaku. Aku harus punya rumah dan tabungan untuk anak... Walau orang tuaku memelas aku TDK mau terlalu peduli dan tegas menolak setiap permintaan ini itu.. Orang tuaku punya tanah dan sawah yg luas, seharusnya cukup untuk hidup mereka dr penghasilan bertani tp tetap mengharap dr pemberian anak anaknya. Diberi sedikit mengeluh d beri banyak tetap ga cukup. Orangtuaku punya tabungan wajib dimana uang yg diberikan dr anaknya d simpen tp makan dan lainnya meminta kembali. Salahkah aku membenci prinsip mereka, anak anaknya jadi sapi perah. Pantas saja kakaku jd depresi.. ternyata mereka yg salah dimana aku selalu menyaksikan Kakaku yg selalu disetir harus seperti orang tuaku mau, Kakaku TDK boleh salah sedikitpun TDK boleh nakal sedikitpun klu melanggar Kakaku disiksa., harus patuh klu ga patuh d siksa.. Kakaku laki laki,, skrg usianya 35 tahun menjadi linglung sering kabur kaburan dan masih kena siksaan..
Menantikan saat menjadi ibu