Gak Kenal Tapi Nikah
Bercerita tentang pernikahanku sejujurnya masih merasa seperti mimpi. Semua terjadi begitu cepat. Sejak aku memutuskan untuk berkata "tidak" pada pacaran, aku mulai menata hati dan hidup agar sesuai dengan kehendak-Nya. Aku dikenalkan suamiku oleh teman semasa kuliah. Sudah lama gak kontekan sama temenku ini, sekalinya kontekan langsung nanya "kamu siap nikah gak?". Sontak pertanyaan dadakan itu aku jawab spontan "siap gak siap harus siap lah". Akhirnya dia minta CV-ku, dan aku kasih. Jadi ceritanya ini proses ta'aruf. Seminggu kemudian temenku kasih CV si pria ke aku. Saat itu aku bener bener gak ngerti dan bingung harus gimana. Aku kasih lah CV lelaki itu ke guru ngajiku. Lalu guru ngajiku mengajukan beberapa pertanyaan, sampai akhirnya ta'aruf tersebut todak dilanjutkan karena jarak ta'aruf ke menikah cukup lama. Ta'aruf bulan Januari dan lelakinya siap menikah di bulan September. Oke, semua usai. Kalian pasti nanya trus sekarang sama siapa nikahnya? Aku mau bilang kalo inilah istilah "jodoh gak kemana". Di bulan Juni aku sempat akan menjalani ta'aruf dengan lelaki pilihan guru ngajiku. Kita sudah atur waktunya,kita akan ta'aruf di pertengahan bulan Juli. Dan takdir Allah itu nyata, akhir bulan Juni temenku ngontak lagi bilang mau lanjutin ta'aruf yg kemaren pending. Dia aturkan jadwal untuk dipertemukan sama lelaki itu. Akhirnya guru ngajiku mengizinkan untuk pertemuan lebih dulu dengan lelaki temennya temenku ini. Awal Juli kita ketemu, seminggu kemudian aku kasih jawaban apakah ta'arufnya diterima atau tidak. Tentu tidak mudah menerima lamaran dari orang yg sama sekali tidak dikenal. Aku hanya mengetahui sedikit tentangnya dari temanku itu. Bimbang, bingung, gak karuan. Memutuskannya gimana? Saat itu aku bilang sama ibuku, dan beliau langsung setuju. Aneh! Gak ada pertanyaan apapun, ibu cuman bilang " yasudah, datang saja kerumah". Oke, aku kasih jawaban itu ke temenku. Dan pada akhir bulan Juli, lelaki itu datang bersama keluarganya ke rumahku. Fyi, lelaki tersebut berasal dari Provinsi Riau, kerja di Banten, sementara aku di Bandung. So, keluarga lelaki tersebut datang langsung dari Riau ke Bandung. Setengah gak percaya, tanggal pernikahan ditentukan yaitu pada 15 September 2018. Ya, akhirnya kita menikah, dan saling mengenal. Kejutan selanjutnya adalah di bukan Nopember aku positif hamil. Sungguh suatu kado terindah, tak henti hentinya aku bersyukur. Aku sempet pesimis sebelumnya karena aku menderita sakit endometriosi dan banyak yang bilang bakalan susah hamil. Tapi aku percaya kehendak Allah itu jauh lebih kuasa. Aku masih menunggu kejutan indah selanjutnya. Percaya saja bahwa takdirnya lebih indah. Cinta yang didasari kebaikan akan berujung baik juga. #CeritaPernikahan