Ibuku Garang, tapi Aku Sayang?

Berbicara perihal ibu terkadang membayangkannya saja tak kuasa dan begitu menyentuh hati. Bukan lebay atau bagaimana karena itu yang kurasa saat ini. Pasti ayah/bunda juga merasakan bukan jikalau membicarakan tentang Ibu?? Hayoo Jujur ??. Menulis kisah tentangnya seakan mengingatkanku pada masa2 bersama dalam pelukannya yang mengantarkan ku hingga ku bisa mandiri hidup bersama suami seperti saat ini. Ibuku adalah sosok yang kuat dan tangguh. Beliau sangat disiplin dalam mendidik putra putri. Tepat dihari ini 17 Desember 2019 kelahiran beliau. tak terasa sekarang usia beliau terbilang tak lagi muda (46 Tahun). Ingin rasanya waktu berjalan lebih lama agar bisa bersama beliau dimasa tuanya. Meskipun saat ini aku dan beliau tinggal tak seatap denganku tapi kasih sayang beliau kuacungi 4 jempol bahkan lebih (jika ada jempol lainnya yang bisa kupinjam?). Bagaimana tidak, meskipun kini aku sudah berkeluarga beliau tak henti2nya memberi perhatian meski sekedar via chat maupun televon. Kami tetap menjaga komunikasi. Terkadang beliau kerumah sekedar berkunjung begitupun aku sebaliknya. Dan tau tidak ayah/bunda ada satu kalimat yang diucapkan oleh ibuku dan sangat berkesan didalam hati saat itu ibu menggunakan bahasa Jawa yang intinya "Nak, kamu sudah berkeluarga jadilah ibu dan istri yang baik dan jangan lupa tetap sayangi orangtua mu jangan kmu lupakan kelak anakmu akan menyayangimu sama seperti caramu menyayangi ibu dan bapak, kalau ibu dan bapakmu ini sudah tiada hadiah Fatihah seusai sholat jangan lupa itu sudah lebih dari cukup" kata-kata itu yang sampai saat ini masih jadi juara buat air mata ini menetes. Terlebih ayah kandungku sudah tiada. Memang saat ini ibuku tinggal bersama ayah tiri meskipun demikian ibuku tetap menganggap anak2nya adalah prioritas. Ibuku adalah Alarm terbaik dan juga superhero saat aku masih kecil, jujur ibuku tak main2 jika urusan ibadah dan belajar. Bahkan bisa menjadi garang seketika disaat putra-putrinya malas belajar dan tidak disiplin dalam ibadah. Salah satu contoh sederhananya, sempat nilaiku turun drastis dan ibadah ku sering tertunda-tunda. Hmm dikarenakan benda kecil yang bisa berkirim pesan, yupss ponsel. Dulu waktu aku pegang hp jujur pas kelas 3 SMP. Itupun hp tutitut yang layarnya warna putih dan ada mainan ular legendarisnya pasti tau dong? hehe. Dan beruntungnya belum kenal yang namanya kamera jahat?. Ehh kok jadi ngomongin hp? balik lagi ke cerita, maaf tidak bermaksud sombong hanya sedikit cerita. Dulu aku kelas 1 dan 2 SMP selalu dapat ranking 1 akan tetapi saat kelas 3 tiba-tiba turun jadi rangking 4. Marah lah ibuku, memang sih zaman dulu rangking begitu penting ya bg orgtua berbeda dgn sekarang yang menitikberatkan pada pendidikan karakter. Mungkin ayah/bunda yang lahir di tahun 90'an masih merasakan kan raport yang ada rangkingnya?? Dan selalu diumumkan direkapan urutan jumlah nilai terbanyak semua kelas dan ditampilkan 3 terbaik masing-masing kelas. Yang iya acungkan tangan dikolom komentar ehh hihihi ?. Nah,Ibuku yang dulunya selalu melemparkan senyum ketika mengambil raport tiba-tiba pada hari itu raut wajahnya berubah seakan ingin marah. Dan sesampainya dirumah ak dinasehati panjang lebar bukan hanya aku sih adek ku jg ?. "Ibu tidak menuntut kamu harus rangking 1, tetapi setidaknya buatlah bangga ibu dan bapakmu yang sedang sakit ini nilaimu turun sholatmu lalai apa yang bisa dibanggakan, Devi bapakmu ingin kamu melanjutkan sekolah negeri buatlah bapakmu senang, ia sakit tapi terus bekerja ya buat siapa kalau bukan buat kamu dan adekmu main hp seperlunya! Sekarang bisa jd nilaimu turun, sholatmu lalai besok apalagi ? Mau mengabaikan bapak ibumu?" seketika ak tertunduk begitupun adek laki-lakiku. Ternyata didikan disiplin belajar dan ibadah sangat berarti buat aku. Jikalau aku terbiasa bermalas-malasan kala itu mungkin bs menjadikan aku saat ini terbiasa menyepelekan waktu. Alhamdulillah, marahnya seorang ibu adalah nasehat baik dikemudian hari. Dan benar sekali saat ak naik ke jenjang SMK bapak tutup usia. Dan Berkat nasehat ibuku aku bisa masuk SMK Negeri favorit dikotaku dengan jurusan Akuntansi. Senyum terakhir dari bapak masih kuingat. "Alhamdulillah masuk negeri, Devi Sekolah yang rajin buat bangga ibu bapak ya nak sholat isya n shubuhnya diperbaiki lagi" kalimat terakhir dari bapak sebelum beliau menutup mata?. Betapa sedihnya ak belum bisa membahagiakan bapak. Itu td contoh kecil masalah yg pernah buat ibuku marah. Jikalau adalagi cerita yg buat ibu marah y pasti jawabannya banyak hehe.. Pokok pada intinya aku sayang sama ibu dan bapak. Terkhusus ibuku yang hari ini berulangtahun semoga ibu diberi umur panjang, kesehatan dan anak-anakmu ini dapat membahagiakan dan membanggakanmu. Aminn. Meskipun ibu garang dan keras, tapi rasa sayangku tak terbatas . Mari peluk ibu kita dan sedikit mengenang masa2 kecil kita bersamanya. Mungkin hal tersebut bs membuat kita lebih dekat lagi dan sedikit memupuk kerinduan ibu kita yang sudah membesarkan kita hingga saat ini. Bagi ayah/bunda yang Orangtuanya sudah tiada mari kita doakan bersama sebagai hadiah yang nilainya tak seberapa dibanding jasanya menghabiskan waktu untuk kita.? Dan Tgl 22 Desember nanti memang hari ibu tapi semua hari adalah istimewa untuk ibu yang kasihnya tak terbatas sepanjang masa. Untuk yang mau menjadi seorang ibu ataupun sudah menjadi ibu semoga kita diberi umur panjang, sehat selalu. Amin.. #CeritaIbuTAP #theAsianparentIndonesia

Ibuku Garang, tapi Aku Sayang?
1 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

Bagiku tak ada hari ibu. Karena tidak harus dirayakan dimoment tertentu. Setiap hari adalah hari ibu