my little princess
Assalamualaikum Ingin berbagi cerita mengenai anakku yang aku lahirkan 3 bulan yang lalu Aku baru berani menceritakannya sekarang Iya, aku mengalami IUFD pada usia kehamilan 26 week Awalnya, tepat hari jumat 01 mei 2020, aku merasa kok dede hari itu ga ada gerakan sama sekali Akhirnya hari itu juga sekitar jam 9 pagi aku coba priksa ke bidan yang di kota (karena aku dan suami merantau) Setelah diperiksa bidan dan di cek djj nya, bidan bilang dede baik2 aja djj nya masih normal dan aku diberi beberapa vitamin2. Tapi bidan bilang, kalo besok ga ada gerakan lagi, akunya suruh Balik lagi kesitu. Dan keesokan harinya, aku belum merasakan gerakan dede juga yang sebelumnya2 aktif banget, dua hari ini malah sama sekali ga ada gerakan. Akhirnya malemnya sekitar habis magrib, aku dan suami memutuskan untuk ke klinik yang ada dokter spog nya (oh iya, aku ga segera cek karena aku menunggu suami bisa ijin kerja sekitar habis magrib) Dan setelah aku masuk ke ruangan usg, dokter mengecek bayiku, lalu tiba2 dia memanggil suamiku "pak, boleh kesini sebentar, mohon maaf ya pak, ini anak bapak sudah meninggal, detak jantungnya sudah tidak ada" Seketika badanku langsung lemes, bingung, ga nyangka, nyesek juga disitu. Aku sempet bilang ke dokternya "coba dicek ulang dok, barangkali dokter salah cek" Trus jawaban dokter " iya maaf bu, anak ibu sudah ga ada, yang sabar dan tabah ya bu,pak" Lalu aku bilang " apa ga ada cara lain buat menyelamatkan si dede dok" "Iya bu, anak ibu sudah meninggal perkiraan kurang dari 20 jam meninggal IUFD, dan penyebabnya nya belum diketahui karena apa , karena saya lihat rahim ibu semuanya bagus, air ketuban, plasenta, dll ga ada masalah, Mungkin bisa diketahuinya nanti setelah si anak dilahirkan" kata si dokter Sepulang dari cek ke spog, sepanjang perjalanan aku bener2 nangis dijalan ga berhenti2 sampe suamiku mencoba menenangkanku. Rasanya bener2 nyesek, sakit bangeet kehilangan anakku. Sesampainya di rumah, suami langsung ngasih kabar orang tua kita dan sodara kita tentang IUFD yang aku alami. Aku masih menangis memikirkan anakku, Sementara kata dokter maksimal 2 minggu harus udah dilahirkan karena takutnya jadi racun ke si ibu. Akhirnya 3 hari kemudian aku dan suami memutuskan untuk mudik ke kampung halaman untuk melahirkan si dede, karena suamiku ingin dede dikubur di kampung. Sungguh sangat berat cobaan ini, disaat pandemi c*r*na, Allah memberi cobaan anakku meninggal. Aku dan suami mudik menggunakan ambulance. Setelah sampai di kampung sekitar jam 5 sore, malamnya sekitar jam 8 malem aku, suami, dan ibu mertuaku langsung ke rumah sakit. Dan malam itu juga aku langsung dirawat ditemani mamaku seorang. Suamiku ga bisa menemani, dikarenakan kita berdua baru mudik jadi kata pihak rs nya, suamiku takut membawa virus Akhirnya sekitar jam 9 malam aku baru masuk ke ruangan dan bidan memberikan obat yang dimasukkan ke miss v dan diminum ( katanya si itu buat memancing kontraksi) Sekitar jam 12 malem, aku mulai merasakan mules diperut seperti ingin BAB tapi ga kepengin BAB hanya mules2 biasa.. Akhirnya pagi2 nya bidan mengecek miss v ku, ternyata aku baru bukaan 1 , dan jam 7 paginya ku diberi obat lagi untuk diminum. Setelah minum obat itu, mules ku semakin berasa tapi kalo dibawa tidur berangsur agak ilang gitu. Sekitar jam 9 siang, bidan memberikan obat tetapi disuntikkan lewat infus dan miss v ku dimasukkam balon kateter agar pembukaanku bisa bertambah. Setelah itu, perutku tiba2 sangat mules dan betul2 mules banget, rasanya kayak kram perut gitu, tapi bener2 sakiit kayak ada yang mau keluar. Akhirnya bidan mengecek dan aku udah pembukaan 6. Akhirnya para medis sudah siap untuk membantu aku melahirkan si dede. Alhamdulilah tepat jam set 12 siang bayiku lahir tanpa tangisan dengan berat sekitar 700 gram jk perempuan dan suamiku memberi nama KANAYA NATHANIA. Masha Allah anakku begitu cantik dan muka dede mirip sama ayahnya. Hatiku sakit saat ku membawa anakku keruangan dan ada 3 kamar, dua kamar sampingku sama2 ibu melahirkan dan bayi mereka menangis dengan kencangnya, sementara anakku lahir tanpa tangisan. Ku peluk ia begitu erat saat suamiku dalam perjalanan menjemput anakku yang mau dikuburkan. Oh iya, setelah anakku lahir, ari2ku masih ada yang tertinggal dirahim malemnya sekitar jam 7 malem aku menjalani kuret agar rahimku bersih tidak ada kotoran yang tertinggal. Dan pas habis dede lahir, bidan masi mengambil sisa ari2ku dengan tangannya dia yang masuk ke miss v ku, itu yang bikin sakitnya masha Allah ga bisa diungkapkan dengan kata2 dan kalo inget itu aku takut sendiri. Oh iya, kata bidan yang bantu aku melahirkan, anakku IUFD dikarenakan terplintir2 tali pusarnya jadi menyebabkan supplay oksigen yang masuk ke sidede jadi terhambat. Besok nya sekitar jam 11 pagi, aku pulang ke rumah mertuaku. Jadi aku di rs sekitar 3 hari 2 malam. Sepulang dari rs, hari2 ku lalui begitu berat.. Aku masih sering menangis tiap malam memikirkan dede. Untungnya selama masa nifas ku, suamiku selalu menemaniku dan mensupport ku. Suamiku sudah kembali bekerja setelah kurang lebih 1 setengah bulan di kampung menemaniku. Ia berangkat sendirian tanpa aku temani karena suami meminta aku dikampung dulu sampai keadaan ku bener2 membaik.. Dede baik2 yaa disurga-Nya Allah. Insha Allah unda&ayah mengikhlaskan dede. Mungkin ini yang terbaik. Oh iya, pas kontrol ke dokter, si dokter si bilang nya lebih baik jarak biar bisa hamil lagi nunggu 6 bulan . Tapi, dalam benak hati aku ingin segera hamil lagi bunda. Apa bisa IUFD ga harus nunggu 6 bulan lagi, kemudian bisa promil lagi ya bund? Mohon masukannya ya bunda2. Terimakasih sebelumnya..🙏