KECEWA DENGAN MERTUA & ADIK-ADIK IPAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhuh Mohon sarannya Bunda-bunda yg bijak, Kejadian itu berlangsung hari ini setelah selesai sholat subuh, keringat menetes deras di kening & seluruh tubuh suami saya. Td pagi saat masih di rumah, saya sudah menginfokan kepada ibu mertua saya yg tinggal di luar kota, bahwa suami saya mendadak mengalami jantung yg berdebar cepat & seluruh tubuh berkeringat. Suami saya perokok berat & suka minum kopi 3x sehari. Usia pernikahan kami baru 1 tahun 7 bulan. Bayi perempuan kami meninggal pada bulan Maret lalu (hanya bertahan 13 jam di ruang NICU setelah bayi kami dilahirkan karena jantungnya lemah). Saya hanya tinggal bersama suami. Bagi ibu mertua itu hal biasa (jantung berdebar cepat & seluruh tubuh berkeringat) sering dialami oleh suami saya saat suami saya masih bujangan & tidak pernah Beliau periksakan ke dokter dan baru Beliau ceritakan kepada saya menantunya. Beliau melarang saya untuk membawa suami saya ke RS, saya jadi semakin curiga dengan sikap ibu mertua saya. Saya sangat panik & langsung berinisiatif membawa suami saya ke RS, walaupun ibu mertua saya melarangnya. Setidaknya saya sudah memberitahu Beliau & berusaha membawa suami saya ke RS. Saya tidak mau disalahkan jika nantinya terjadi sesuatu yg paling buruk pada suami saya. Suami saya masuk IGD karena detak jantungnya berdebar-debar lebih cepat dibandingkan detak jantung normal. Setelah dicek oleh dokter jaga IGD, detak jantung suami saya 218 kali per menit, (sedangkan detak jantung normal 60-100 kali per menit). Dokter menyarankan suami saya untuk di rawat inap & menjalani tindakan Kardioversi (adalah tindakan elektif atau emergensi untuk mengobati takiaritrmia dengan cara diberikan aliran listrik, biasanya dengan energi yang rendah). Saya sebagai seorang istri menyetujui apa yg disarankan dokter dengan pertimbangan yg sangat matang demi keselamatan nyawa suami saya. Tetapi saya tidak lupa untuk memberitahu ibu mertua terlebih dahulu untuk persetujuan tindakan Kardioversi seperti yg disarankan oleh dokter tadi. Astaghfirullahal’adzim, saya sangat kaget, ketika ibu mertua saya menyuruh saya membawa pulang suami saya ke rumah dengan alasan NANTI JUGA SEMBUH SENDIRI. Saya sudah menjelaskan kepada ibu mertua kalau tindakan Kardioversi itu harus dijalankan utk keselamatan nyawa anaknya (suami saya), tapi Beliau MENOLAK. Akhirnya saya memberikan handphone saya kepada dokter untuk menjelaskan secara detail kenapa suami saya harus menjalani Kardioversi. Tetapi tetap saja ibu mertua saya NGOTOT dan MEMARAHI dokter yg notabenenya ahli medis dibidang tersebut serta mengatakan bahwa UMUR MANUSIA DI TANGAN ALLAH. Dokter yg ngobrol via telpon dgn mertua saya merasa KESAL & TERSINGGUNG dgn ucapan mertua saya. Sampai-sampai dokter mengatakan ada ya orangtua yg anaknya sudah sekarat, minta dibawa pulang. PANIK, SEDIH, KECEWA & MALU itu yg saya rasakan atas sikap & ucapan ibu mertua saya yg secara tidak langsung meremehkan kemampuan tim tenaga medis. Saya langsung meminta maaf kepada dokter yg dimarahi oleh ibu mertua saya tadi. Ibu mertua saya masih mau berdiskusi dgn anaknya yg perempuan & laki-laki (adik-adik suami saya), padahal nyawa suami saya sudah SEKARAT. Menurut dokter yg memeriksa suami saya, saat ini jantung suami ibarat sedang berlari kencang, kalau jantung itu terasa capek, jantungnya akan BERHENTI MENDADAK. Akhirnya saya langsung tanda tangani saja perjanjian tindakan Kardioversi yg disarankan dokter tanpa menunggu jawaban dari ibu mertua & adik-adik ipar saya. Hal ini saya lakukan karena demi keselamatan nyawa suami saya. Demi Allah, saya baru mengetahui bahwa suami saya mengalami Takikardia (adalah keadaan di mana detak jantung melebihi 100 kali per menit). Saya hanya bisa berdoa, berserah & menangis, semoga Allah menyelamatkan nyawa suami saya. Saya tidak ingin kehilangan orang yg saya sayangi untuk kedua kalinya. Setelah 30 menit, suami saya selesai menjalani tindakan Kardioversi. ALHAMDULILLAH nyawa suami saya masih bisa ditolong. Suami saya sadar tapi masih dalam efek obat bius, jadi masih suka ngelantur ngomongnya, kemudian dia dibawa oleh perawat ke ruang Radiology utk di rontgen. Ternyata hasil rontgennya menunjukan bahwa ada pembengkakan pada jantung suami saya karena tekanan darah tinggi. Tidak lama kemudian, ibu mertua saya video call dengan saya & suami untuk memberitahukan bahwa Beliau & adik iparnya setuju kalau anaknya (suami saya) menjalani tindakan Kardioversi & mereka hanya bisa membantu doa & tidak bisa membantu secara financial serta tidak bisa membantu menjaga suami saya di RS. Saya SANGAT KECEWA dengan sikap ibu mertua dan adik-adik ipar saya yang baru memberitahu ternyata suami saya memiliki penyakit jantung bawaan lahir, tetapi tidak pernah diperiksakan ke dokter sejak dini oleh orangtuanya. Akhirnya saya infokan kepada Beliau bahwa suami saya sudah menjalani tindakan Kardioversi 30 menit yg lalu, sebelum mereka menyetujui tindakan tersebut. Untung saja saya tidak mendengarkan ucapan ibu mertua saya tadi untuk membawa pulang suami saya ke rumah. Kemudian suami saya masuk ke ruang HCU (High Care Unit) selama 1 x 24 jam untuk diobservasi oleh Cardiologist. Bunda-bunda tau kan betapa ketatnya pengawasan di ruang HCU itu, hanya dokter & perawat saja yg boleh masuk ke dalam ruangan tsb. Tetapi tetap saja ibu mertua & adik-adik ipar saya NGOTOT utk video call dengan suami saya. Saya dibentak-bentak harus bilang ke dokter & perawat kalo ibunya mau melihat anaknya lewat video call. Mereka tidak mau tau prosedur di ruangan HCU. Dikiranya menantunya mengada-ada. Akhirnya saya berikan saja handphone saya kepada perawat ruang HCU, biar perawat yg menjelaskan kepada ibu mertua saya. Mohon doanya ya Bunda-bunda bijak untuk kesembuhan suami saya. Saya selalu berdoa agar kondisi suami saya stabil & membaik. Apa yang Bunda-bunda lakukan jika memiliki ibu mertua seperti yg saya alami? Terima kasih sebelumnya untuk Bunda-bunda bijak yg sudah komen & memberikan saran. Semoga Allah membalas kebaikan Bunda-bunda. Aamiin Yaa Robbal A'alamin

58 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

bukannya berterimakasih sama menantunya ya.. heran. coba kalo anaknya dapet istri yg cuek dan gak sayang sama anaknya. ntar giliran ga dibawa ke rs terus nyawanya lewat, disalahin lagi menantunya. serba salah dah

tak matiin bun hp. bilang hbs batrai. drpd pusing. toh mereka bukan bantu malah bikin pusing. yg penting udh di kasih tau suami masuk rs apa dan ruang apa. mau liat silahkan datang. ga yah udh..karep mu

Maaf gabisa memberikan saran persoalan mertua takut salah kata. Semoga Allah tetap memberikan kesembuhan untuk suami bunda yaa. Semoga penyakit nya diangkat dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.

keputusan yg bunda ambil sdh tepat. semoga suaminya cpt sembuh, dan jika sdh sehat bunda harus lbh ketat utk melarang suaminya merokok dan minum kopi lg demi kesehatan dan kebaikannya sndiri

Semoga suami bunda diberikan kesembuhan & diangkat penyakitnya oleh Allah. Kalo aku punya mertua macam itu, ku suruh dtg nungguin anaknya di RS, jgn cuma bs ngomelin mantu dan dokter doang.

mertua saya juga orangnya lumayan ngeyel. mungkin saya kalo ada di posisi bunda bakal ngelakuin hal yg sama. ambil tindakan dulu baru kasih tau mertua. yg penting nyawa suami selamat dulu.

Semoga suaminya cepat pulih & sehat ya Bun. Aamiin Semoga ada mertua-mertua diluar sana yg baca tulisan ini dan hatinya terketuk untuk tidak berbuat seperti ini kepada para menantu.

Astagfiruwloh bisa-bisanya itu mertua kaya gitu ke menantu, segitu anaknya di urusin sama istrinya dibawa ke rs, ini malah di larang. Mudah mudahan suami mba cepet sembuh

Aku nangis bacanya, gregetan ngebayangin perlakuan mertuanya. Bunda kamu hebat & sabar bgt. Cepat pulih ya utk suaminya. Allah pasti mengabulkan doa orang yg teraniaya.

mertua oh mertua, bukan kejam sama menantu aja sama anak juga banyak ya, heran kalo mertua kaya gitu k menantu apa dia ga pernah jadi menantu waktu masih muda nya 🤔