Rasa Trauma lahiran secara SC
Assalamu'alaikum Mom's, bagaimana kabarnya nih? Semoga sehat selalu yaa.. aamiin Mom's, aku ingin sedikit sharing dan meminta solusi nih tentang rasa trauma ku saat lahiran SC. Jadi, saat ini aku sedang hamil anak ke 2 dengan usia kandungan 3 bulan. Anak pertama aku, saat ini masih berumur 6,5 bulan. Jarak yang begitu dekat yaa, anak pertama dengan anak kedua. Anak pertamaku, dilahirkan secara SC pada Agustus 2019 lalu. Dan HPL anak keduaku dibulan September 2020 nanti (Mohon doa nya yaa Mom's hehe). Dengan jarak yang dekat tersebut, kemungkinan besar aku akan melahirkan secara SC lagi. Dan aku takut. Aku masih ingat, bagaimana rasanya saat aku harus mendadak SC, padahal tidak ada rencana sama sekali untuk SC. Aku harus SC saat itu karena aku tidak kunjung kontraksi asli, sedangkan pembukaan 3 ku sudah berjalan selama 2 minggu. Aku ingat, bagaimana ku dibawa ambulance dari klinik menuju RSIA. Rasa takut, masih ku tahan dan aku masih mencoba menenangkan diri. Sampai RSIA, aku masih jalan santai menujur loket pendaftaran, masih cek urin, cek darah, dan jalan menuju ruang antrian untuk SC. Rasa takut itu tidak bisa aku tahan lagi saat aku berbaring di tempat tidur, dipasang infus, dicek alergi, dan menunggu saat saat aku harus masuk ruang Operasi. Menggigil, deg-deg an, takut yang amat sangat takut, pikiran ku sudah tidak karuan, karena aku takut di operasi. Orangtua menelfon pun, aku masih menahan air mata, hingga akhirnya aku tidak kuat untuk meneteskan air mata. Aku menangis dan susah untuk berhenti. Karena rasa takut ku yang sangat besar. Saat ku tiba, aku dibawa ke ruang operasi, aku semakin menggigil, aku semakin deg-deg an, aku semakin takut. Aku mencoba menenangkan diriku, aku tarik nafas, buang pelan-pelan, tapi rasa takut itu masih besar. Aku dipindahkan dari kasur tadi ke meja operasi, badan ku gemetar kencang tidak karuan. Aku disuruh duduk dan ingin disuntik dibagian punggung. Yang kata orang-orang itu sakit sekali. Aku disuruh meluruskan kaki ku, tapi aku tidak bisa, karena badanku sangat amat menggigil dan gemetar. Akhirnya kaki ku dipegangi oleh suster nya, ku pegang erat tangan susternya, untuk meredakan rasa takut ku. Takut disuntik punggung dan takut di operasi. Selama operasi, aku susah untuk bernafas, aku cuma memejamkan mata berusaha untuk tidur, tapi tidak berhasil untuk tidur. Aku bernafas lewat mulut, entah ini karena obat atau karena rasa takut ku yang amat berlebih. Sampai susternya pun bertanya tentang keadaanku, apakah aku baik-baik saja. Aku bilang, aku baik-baik saja, hanya rasa takut yang amat sangat. Operasi sudah hampir selesai, tangan ku yang tadinya tidak berasa apa-apa, sudah mulai gemetar lagi. Anakku sudah keluar dari perut, aku hanya disuruh cium saja (Mungkin karena aku terlihat sesak yaa, jadi tidak IMD) lalu anakku dibawa keluar dan bertemu dengan Papi nya. Operasi selesai, alhamdulillah semua lancar. Aku keluar ruang Operasi dan dibawa ke kamar. Disana aku merasa lebih baik. Saat obat bius sudah mulai hilang, yang seharusnya aku belajar miring kanan dan kiri, tapi karena aku takut untuk bergerak, jadi aku diam saja. Sampai susternya pun menegaskan aku disuruh belajar miring. Saat aku di seka, diganti juga alas nya, ternyata aku mengalami pendarahan, dipijat perut bagian atas luka operasi, dan entah kenapa itu rasanya nya sakit nya sangat. Tapi yang sakit hanya bagian kanan saja. Hari itu baik-baik saja. Anakku bisa masuk kamar dan aku belajar miring pelan pelan untuk menyusui. Besok nya, saat aku disuruh belajar duduk dan jalan, disini mulai aku merasa "Anak kedua bener bener harus dipikir ulang nih, sakit nya luar biasa gini, ga kuat yaa Allah". Aku benar-benar merasa tidak sanggup untuk jalan, tapi anakku tidak bisa masuk kamar karena kurang baik kondisinya saat itu. Jadi, aku harus jalan kesana untuk menyusui nya. Aku berjalan serasa ngambang. Kaki pucat sekali, seperti bebanku, aku tumpuhkan ke tangan orang yang menggandengku. Aku sangat merasa takut dan trauma untuk mengulang itu semua. Rasa takut saat di operasi, dan rasa sakit pasca operasi nya. Aku baru bisa jalan normal, setelah seminggu pasca operasi, aku harus kontrol ke RSIA itu untuk mengecek jahitan ku. Mau tidak mau, aku harus jalan agak jauh sambil menggendong baby, karena rumahku di gang, jadi kalau mau ke mobil harus jalan. Pemulihan ini juga terasa begitu lama, sakit saat tidur miring, saat bangun dari posisi tidur, saat batuk, tertawa, dan bersin. Dan insyaaAllah, tahun ini aku harus merasakan hal itu lagi, ditambah dengar dari orang sekitar, kalau SC kedua, akan lebih sakit ketimbang SC yang pertama. Aku takut. Sangat takut. ❣Mungkin Mom's disini, ada yang tahu bagaimana cara mengatasi rasa takut dan trauma tersebut? Atau mungkin Mom's yang pernah SC lebih dari 1kali bisa sharing disini, untuk mengembalikan rasa keberanianku untuk lahiran? ❣Atau mungkin masih ada kemungkinan, aku bisa lahiran normal yaa, dalam waktu 13 bulan tersebut? (Masih berharap hehe) Terimakasih Mom's yang sudah membaca pengalaman ku sampai selesai. Love you Mom's???
Seorang ibu