Postpartum Depresi
Aku pernah mempelajari tentang depresi pasca melahirkan pada saat materi kuliah. Jadi, aku sudah paham mungkin aku juga akan mengalami. Aku sudah merasa siap saat nanti mengalaminya. Tapi, ternyata saat aku melahirkan, aku berusaha sadar akan depresi yang aku alami. Adanya kondisi fisik yang letih, kurang tidur, waktu makan jadi berantakan karena bayi nempel terus. urusan beberes rumah sudah di serahkan ART. Berusaha rileks. Namun tetap saja ternyata aku jetlag menghadapi kondisi itu. Anak semakin besar, anak trantrum dan suami kurang mengerti bikin emosi makin tidak stabil. Aku menjadi ibu yang pemarah, suka membentak, melotot, gak sabaran, pikiran terhadap orang lain selalu buruk. Sadar ada yang eror dalam diriku. Akhirnya aku mencari psikolog, karena psikolog offline itu mahal. Aku pun cari psikolog online yang bisa diajak konsultasi lewat kelas2 pnyembuhan depresi. Selain itu, aku juga belajar memperbaikinya diri dengan arahan mentor. Mengubah kebiasaan, mengisi hari2 dengan kegiatan positif. Setelah 4tahun berproses, kini aku pun merasa lebih bahagia, plong, hubungan dengan anak dan suami pun semakin membaik, jadi ibu2 yang tidak pemarah lagi. Bisa menanggapi orang lain dengan rileks, gak baperan sama kata2 orang lain. Hingga aku kemudian menuangkan semua perjalanan hidupku kedalam sebuah karya tulisan dan menjadi sebuah buku berjudul "Ibu Pendamai hati" yang kelak bisa dibaca oleh anak-anakku. Untuk teman2 yang mengalami hal serupa. Aku sarankan untuk cari bantuan psikolog dan mentor ahli. Semangat teman-teman. Kita bisa menjadi lebih baik. #KesehatanMentalTAP
Allah takkan memberi ujian kpada hambanya melebihi kemampuan hambanya