Pengalaman Caesar (Ibu high-miopi)
Saya ibu satu anak yg tidak bisa melahirkan normal. Mata saya minus tinggi Bun, dulu terahkir periksa minus 6 sekarang kanan kiri minus 7, sayapun terpaksa harus melahirkan dengan caesar. Berat langkah yg harus saya lalui, mulai dari omongan orang yg bisa melahirkan normal, seakan2 saya merasa bukan wanita yg utuh karena tidak bisa melahirkan normal. Kadang sering menangis sendiri mengingat saya tidak bisa melahirkan normal, tapi saya tetap harus kuat Bun. Melahirkan caesar juga butuh perjuangan, mulai dari merasakan dinginnya kamar operasi, merasakan tubuh dibius selama 3 jam, perut disayat, sampai pengaruh bius itu hilang. Bahkan untuk tidur miring saja harus diganjel bantal Bun, saat jahitan masih baru2nya, sudah harus belajar duduk, turun dari ranjang, dan berjalan. Proses pemulihan nya memang lama dan sakit Bun, bisa dibayangin kan daging utuh disayat lalu dijahit lagi, tapi dengan melihat senyum putri saya, semua rasa sakit itu hilang. Sempat merasa baby blues, karena badan rasa nya nggak ada daya setelah operasi. Saya mulai bertekad dalam hati saya, meski saya tidak bisa melahirkan normal, tapi saya tidak boleh gagal mengASIhi anak saya. Meski dianjurkan membeli booster asi dari rumah sakit saya tetap tidak mau, puji Tuhan sampe sekarang asi saya lancar. Buat Bunda yg tidak bisa melahirkan normal seperti saya, tetap bersyukur Bun. Terlebih2 buat Bunda2 yg bisa melahirkan normal, bersyukurlah.
Read more