Perjalanan Mengandung hingga Menyusui ASI Eksklusif untuk Malaikat kecilku Naura Nadhira
Ditulis oleh : Bunda Yesti #ibujuara Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Yesti ibu dari malaikat kecilku Dhira. Saat ini anak saya Dhira sudah berusia 3 bulan 19 hari, saya sangat bersyukur, perasaan senang, sedih dan bahagia bercampur jadi satu ketika Melihat perkembangan buah hati dari waktu ke waktu menjadi momen yang sangat berharga bagi saya. Di awal-awal kehamilan, saya memutuskan untuk tidak menyerah dengan berbagai tantangan mulai dari mengandung, pasca melahirkan hingga menyusui. Saya mulai mencari tau dan belajar untuk membekali diri dengan ilmu laktasi dan persalinan serta bagaimana menjadi ibu baru sejak Dhira masih dalam kandungan. Hal ini saya lakukan karena bagi saya menjadi ibu adalah tentang proses belajar. Sejak pertama mendengar detak jantung dhira di usia kehamilan 1 bulan, saya bertekad pada diri saya sendiri dan juga dhira yang masih di dalam kandungan bahwa saya akan belajar menjadi ibu terbaik baginya. Dengan belajar menjadi ibu, saya berusaha menghindari risiko karena ketidaktahuan saya sendiri sebagai ibu baru. Saya ingin mengusahakan bahwa dhira dapat menyusu kepada saya sampai iya puas, paling tidak selama 2 tahun. Dimasa kehamilan Dhira banyak rintangan yang saya alami, disinilah kesabaran saya diuji, mulai dari trimester pertama tepatnya usia 1 bulan kehamilan, saya mengalami Hiperemesis gravidarum, maag yang mengakibatkan asam lambung meningkat, nafsu makan tidak ada sampai saya dirawat dipuskesmas Ukui pelalawan selama 2 hari, menghabiskan 4 botol infus. setelah 3 hari dan dinyatakan boleh pulang sama dokternya, saya bersyukur bisa kembali kerumah. Namun setelah beberapa hari dirumah, asam lambung saya meningkat lagi karena tidak ada satupun yang dapat masuk kedalam perut, apabila makan pasti tak bertahan lama dan langsung muntah, bawaan lemes, kepala pusing. Suami sayapun tidak tinggal diam, siang itu dia menelpon bu bidan untuk datang kerumah melihat dan mengecek kondisi saya dan disarankan pergi kerumah sakit, untuk sementara Bu bidan memberi obat dan suntikan agar kondisi saya tidak melemah. Tak menunggu sampai besok harinya, malam hari pukul 00.00 wib, kondisi saya makin melemah, yang mana pusing, muntah pun sampai keluar cairan berwarna kuning, ada sesekali muntah dengan cairan hitam dan menyesak. Suami sayapun menelpon kedua orangtua saya yang direngat indragirihulu, memberitahukan bahwa saya akan dibawa ke Rumah sakit Kasih Ibu Rengat. Suami saya juga menelpon tetangga yang punya mobil untuk meminta bantuan mengantarkan kerumah sakit. Berbekal perlengkapan seadanya saya, suami dan ditemani bulek, pergi langsung kerumah sakit dengan kondisi muntah parah didalam mobil. saya sangat berterimakasih kepada bulek sudah mau mengantarkan saya kerumah sakit dan tetangga lek parji sudah berusaha mengemudi dengan baik, yang umumnya orang dari Kerumutan ke rengat 2 jam ini tembus dalam perjalanan 1 jam. (Luar biasa ya) Sesampainya dirumah sakit, kondisi saya sudah tidak berdaya lagi dan hampir tidak sadarkan diri dikarenakan dehidrasi. Saya pun langsung dibawa ke IGD dipasangi selang oksigen dan langsung ditangani oleh dokter yang jaga. Pandangan saya terlihat sayu. ibu, suami dan bulek cemas dengan kondisi saya. Setelah 3 hari dirumah sakit, kondisi saya membaik dan menghabiskan 6 botol infus, yang mana ke esokan hari nya dokter langsung USG dan memastikan kandungan saya, hasilnya Alhamdulillah kandungan saya tidak apa apa. saya banyak dapat dukungan dari keluarga, saudara dan juga teman-teman saya. Setelah dinyatakan boleh pulang dan kondisi saya membaik. Selama 2 Minggu saya tinggal dirumah orang tua menunggu kondisi benar-benar pulih, baru dibolehkan pulang keukui. 2 minggu pun telah berlalu, Hari demi hari dilalui, muntah dan pusing tetap saya alami sampai suatu ketika kondisi saya mulai kembali drop, muntah-muntah berlebihan sampai keluar cairan berwarna kuning dan hitam, nafsu makanpun tidak ada, Sampai disuatu malam tepatnya pukul 23.45 wib, kejadian itu terulang lagi, pandangan terasa menghitam, menyesak, muntah yang tidak berhenti-berhentinya suamipun langsung bergegas kembali membawa saya kerumah sakit kasih ibu rengat. Dirawat selama 4 hari, menghabiskan 7 botol infus, disinilah dimana pembuluh darah saya pecah, pembengkakan ditangan karna cairan infus begitu banyak masuk kebadan, sampai-sampai kedua tangan saya bengkak. Bidan pun melepas jarum suntik dan selang infus dan mengistirahatkan selama 3 jam, dan terakhir bidan menggunakan jarum suntik untuk anak bayi. kedua orang tua saya sangat khawatir kejadian ini akan terulang kembali, alhasil setelah diperbolehkan pulang sama dokter, selama 1 bulan kedepannya saya tinggal dirumah orang tua saya yaitu direngat, segala perhatian kasih sayang diberikan kepada saya. Alhamdulillah saya mempunyai suami yang sangat pengertian, sabar dan memberi semangat kepada saya. Kehamilan saya memasuki usia 4 bulan, alhamdulilah, kondisi saya sudah perlahan kembali fit dan selera makanpun sudah kembali. Saya bahagia bisa makan dan minum tanpa ada kata-kata muntah. Setelah itu saya dan suami baru diperbolehkan pulang keukui. Saya bertekad supaya bisa menjadi ibu yang kuat, tetap semangat, jangan lemah, tentunya jangan sampai dirawat lagi dirumahnya sakit. Bulan demi bulan saya lewati dengan bahagia dan ketika HPL semakin dekat, saya dan suami sama-sama mempersiapkan perlengkapan bayi mulai dari bedong, popok, baju, gurita dll. Bagi saya, masa setelah melahirkan ibarat perjuangan di mana saya dan anak saya harus menjadi pemenang di dalamnya. Oleh karena itu, persiapan adalah penting Untung calon pemenang hehehe... Ketika hari kelahiran anak saya tiba, saya merasakan kontraksi luar biasa seperti mules sakit perut dan sampai tidak bisa tidur, kontraksi hebat ini terjadi selama 2 hari, pada saat hari ke dua suami saya langsung tanggap menelpon bidan. Bidanpun datang kerumah dan mengecek apakah sudah terjadi pembukaan atau belum, setelah dicek sudah pembukaan 2 jalan ke 3. Saya dan suami pun bergegas langsung ketempat praktek bidannya dengan membawa perlengkapan yang sudah kami persiapkan didalam tas. Sesampainya ditempat praktek bidannya kontraksi pun makin menjadi, mules yang luar biasa, saya tetap semangat. Pembukaan pun semakin maju, Saya bawa berjalan dan yang lucunya disaat seperti ini saya pengen makan ice cream Untung saja disebelah praktek bidan nya ada warung yang jualan ice cream, hehehe.. dengan rasa sakit, saya pun makan ice cream ditemani dengan suami tercinta. Setelah pembukaan lengkap, saya bersemangat untuk melahirkan si malaikat kecilku dibantu oleh bu bidan dan didampingi oleh suami dan ibu mertua. Alhamdulilah bisa melewatinya dengan tenang. Sungguh proses kelahiran itu menjadi salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya. Rasanya perjuangan saya untuk mengusahakan kelahiran yang indah dapat terwujud. Akan tetapi, tantangan menyusui anak saya dimulai. Proses awal menyusui Anak saya Dhira tidaklah mulus karena ASI tidak juga keluar hingga kulit Dhira sudah menguning. Hemmm... Sedih 😢 Rasanya aku ingin menangis saat itu karena takut terjadi apa-apa dengan dhira, merasa bersalah karena belum bisa menyusui dhira dan perasaan tertekan dengan suara tangisnya karna sudah lapar. Saya tidak mau menyerah, segala makanan yang katanya bisa memproduksi ASI saya makan dan saya juga mengkonsumsi susu menyusui meskipun begitu ASI juga belum keluar. akhirnya Dhira pun memakai susu bantu. Saya begitu sedih. Alhamdulillah di hari ke 3 ASI saya mulai keluar , perasaan bahagia saya sebagai seorang ibu, akhirnya bisa menyusui juga. Intinya jangan setres, panik dan Bisa jadi Perasaan bahagia pasca melahirkan dapat membuat ASI lancar ya. Saya ingat betul pesan ibu bahwa saya harus menyusui dhira dengan keras kepala. Ya, saat itu saya berusaha keras kepala untuk bisa menyusui anak saya. Bagi saya menerima rasa sakit itu merupakan bagian dari perjuangan sebagai Ibu. Saat itu, saya teringat akan sebuah kutipan yang mengatakan bahwa “Bila menjadi Ibu itu mudah, maka bukan surga balasannya”. Saya tanamkan dalam diri saya bahwa saya pasti bisa, saya hanya perlu bersabar untuk membantu diri saya sendiri belajar dan juga memberi waktu dhira untuk belajar. Saya berusaha fokus dan bersyukur bahwa ASI saya sudah keluar dengan cukup untuk dhira Itu point utamanya. Akan tetapi, lagi-lagi keyakinan saya benar-benar di uji dengan bayi saya. Saya belum juga bisa memposisikan pelekatan dengan benar sehingga puting saya semakin sakit. Saya berusaha lagi dan lagi. Pada akhirnya, saya menjadi lebih lihai memposisikan pelekatan dan dhira semakin pintar menyusu kepada saya. Akhirnya saya terbiasa dan membuat diri saya bisa sepenuhnya menikmati proses menyusui sikecil. Semakin hari, semakin terbiasa dengan kegiatan menyesui dan saya merasa semakin nyaman menjalaninya. Anak sayapun nampak semakin berisi karena banyak menyusu pada saya. Teruntuk seluruh Ibu Menyusui dimanapun berada, Menyusui adalah kewajiban kita sebagai ibu dan menyusui adalah hak anak kita yang harus kita penuhi. ASI merupakan satu-satunya asupan makanan bayi yang dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak. Menyusui layak diperjuangkan, menyusuilah dengan niat untuk ibadah. Setiap ibu memiliki tantangannya masing-masing. Apapun tantangannya, hadapilah dan selesaikanlah Bunda. Jangan pernah berhenti berusaha memberikan yang terbaik untuk si kecil, Bunda. ASI pasti keluar. "YAKIN AKU PASTI BISA" Salam hangat dari saya dan dhira untuk seluruh ibu pejuang ASI. #Ibujuara Wassalamu’alaikum. Pengalaman Bunda Yesti ditahun 2020
Read more