Dian Wina profile icon
GoldGold

Dian Wina, Indonesia

Kontributor

About Dian Wina

Mama KenAryasa

My Orders
Posts(5)
Replies(2)
Articles(0)

Keajaiban Kado #IbuJuara

Sehari sebelum merayakan hari ibu di 22 Desember, ibuku telah berjuang melahirkanku dengan selamat bersamaan dgn 4 bayi lainnya dengan nama depan D di 21 Desember dan aku satu satunya perempuan diantara 4 bayi tsb. Rasanya terharu setiap kali ibu menceritakan bagaimana kisah saat aku dilahirkan, bagaimana kisah dan perjuangan ibu membesarkan 4 putrinya dengan sangat baik. Dan lihatlah sekarang ibu, aku telah menjadi ibu, sama seperti engkau. 6 bulan setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di surabaya, seorang lelaki meminangku dengan gagahnya, meminta izin kepada keluarga dan keluarga mengizinkan. Tepat di hari ulangtaunku, 21 desember kami melangsungkan pernikahan. Sebulan setelah menikah dibawalah aku ikut dengannya, merantau hanya berdua. Layaknya impian pengantin baru, segera diberi momongan. Doaku terjawab. Tepat 3 bulan setelah menikah, aku telat haid. It's amazing, kita berdua bahagia tiada tara. Berjalanlah kehidupan ibu2 hamil sambil bekerja. Iya, aku dan suami sama2 bekerja. Aku ingin ada aktivitas produktif yg aku lakukan di setiap harinya, walaupun sedang hamil atau menjadi istri. Alhamdulilah bayi di perutku baik baik saja dan sangat pandai. 8 bulan kami berdua merawat dgn sangat baik bayi dalam perutku. Gambaran persalinan telah kami siapkan. Aku akan melahirkan dirumah orangtuaku dan suami akan ambil cuti saat mendekati hpl. Semua berjalan lancar, aku sudah dirumah ibu diantar oleh suami lalu suami kembali bekerja lagi. Rencana berhasil. Teng!! Saatnya kontrol bulanan. Selama 8 bulan aku tak pernah skip kontrol dan rutin mengkonsumsi vitamin, kalsium dan semua suplemen yg diberikan dokter/bidan. Saat kontrol entah kenapa tensi darahku tinggi padahal aku tak merasakan pusing atau tanda lainnya. Saat dites albumin, hasilnya negatif. Semua baik baik saja kecuali tensi darahku. Akhirnya aku dirujuk di salah satu rsia yg aku rencanakan sebagai tempatku melahirkan nanti. Bertemulah aku dgn salah satu dokter terbaik di rsia tsb. Tensiku normal, semua normal tapi ternyata berat bayiku kurang. Dokter yang kupilih ini merupakan dokter yg pro dengan persalinan normal jadi aku diberi waktu untuk menaikkan berat bayiku. Satu minggu. Iya, satu minggu lagi jika beratnya masi kurang maka akan dilakukan tindakan. Saat itu usia kehamilanku 38 weeks. Lumayanlah masih ada satu minggu untukku berusaha keras. Satu minggu penuh perjuangan. Semua jenis makanaan penambah berat janin telah kukonsumsi, kumantapkan mental dan hatiku atas apa yg terjadi nanti. Bagaimanapun cara melahirkannya nanti, aku akan tetap menjadi seorang ibu, kata suamiku. Setiap kali makan, berdoaku lebih panjang, agar semua yg masuk dalam tubuhku menjadikan bayiku sehat dan bertambah beratnya. Boom, dalam seminggu beratku naik hingga 5 kilo tapi saat di usg berat janinku tak mau bertambah. Entah apa faktornya, dokter pun hanya mengira ngira. Oke, karena tidak ada perubahan maka dokterpun mengambil keputusan akan melakukan tindakan, minggu depan saat kontrol kata dokterku. Kumantapkan hatiku, kupersiapkan semuanya, kusuruh suamiku untuk segera cuti, kututup telingaku pada semua omongan saat itu dan yg akan terjadi.. Rabu, 4 Nov 2020. Inilah harinya. Dengan mantap aku menemui dokterku. Sedikit kecewa, ternyata dokterku sedang sakit dan izin tidak masuk. Aku disarankan untuk langsung ke igd. Baiklah, aku segera ke igd. Diperiksalah semua hal termasuk detak bayiku dan keadaanku. Tensiku tinggi lagi ,150. Selain hal itu semua baik baik saja dan dokter jaga igd memutuskan untuk memundurkan jadwal operasi di hari jumat, tentunya ini telah dikoordinasikan dgn dokter yg menanganiku. Disuruhlah aku pulang. Dengan semangat aku pulang, aku lapar dan ingin istirahat. Sesampainya dirumah telah larut, makanlah aku lalu mencoba untuk istirahat. Beberapa menit setelah badanku istirahat, aku merasakan sakit di area jalan lahir. Sakitnya seperti kram saat haid tapi lebih sakit . Awalnya kuabaikan rasa itu, ahh mungkin akan hilang sebentar lagi. Ternyata makin intens setiap 10 menit sekali. Ahh kurasa aku sedang kontraksi, kubangunkan suamiku(yg saat itu baru sampai rumah di hari pertama cuti), kubilang padanya jika aku kontraksi. Ahh gelombang cinta itu hadir, pikirku. Aku masih bisa mengkontrolnya. Dari pukul 8 malam sampai pukul 2 pagi aku bertahan dgn rasa sakit itu. Puncaknya saat aku mengeluarkan darah. Rasa sakit itu makin menjadi jadi dan akhirnya aku putuskan untuk kembali ke igd rsia. Sesampainya disana dicek pembukaan ternyata baru 2. Yg kurasakan saat itu hanya sakit. Ibuku selalu mengingatkan saat melahirkan jangan berteriak sebut saja nama allah. Dan aku berhasil mempraktekannya. Aku merasakan waktu berjalan lambat sekali, pukul 3 pagi rasa sakit tsb makin menjadi. Kubilang suamiku untuk menanyakan suster berapa pembukaanku. Tapi sesuai prosedur, cek pembukaan dilakukan 4 jam sekali jd hal tsb tdk terlaksana. Saat itu tensiku masih sekitar 150, bidan dan dokter di igd telah mempersiapkan tindakan operasi padaku hingga perutku telah ditandai. Bahaya jika melahirkan normal dgn kondisi tensi tinggi. Aku tak merasakan pusing atau ngliyeng sedikitpun, aku merasakan aku bisa. Pukul 4 pagi kurasakan sakit makin aduhai dan rasa panas di daerah jalan lahir. Aku mulai ingin "ngeden". Kupanggil suster untuk cek pembukaan dan ternyata sudah pembukaan lengkap. Dipanggilah semua bidan dan dokter igd untuk mengawalku melahirkan. Suamiku disuruh keluar dan aku dikelilingi oleh banyak bidan dan dokter. Katanya kondisiku saat itu sangat berbahaya. Diperintahkanlah aku mengejan, sekali, duakali, tigakali dan alhamdulilah bayiku lahir dengan selamat dan aku baik baik saja. Setelah itu aku diperbolehkan mencium sebentar bayiku. Ah sedih sekali hatiku, dia sangat kecil hanya 1800 gram dan tak sempat imd denganku. Dia langsung diberi perawatan oleh dsa dan dimasukan kedalam inkubator. Wah perjuangan blm usai, aku dijahit banyak oleh salah satu bidan tanpa kumau merasakan sakitnya. Padahal kalau aku benar benar merasakan sakitnya, mashaallah. Setelah dijahit, beberapa bidan setiap 30 menit menghampiriku, ternyata aku pendarahan karena pembuluh darah di vagina terjahit sedikit. Dengan tenang aku percaya bahwa pasti ada kado keajaiban untukku. Aku berbaring dan berdoa, semua akan baik baik saja. Dari pukul 5 pagi sampai 10 pagi darah masih blm berhenti sepenuhnya. Aku lemas dan pusing. Setelah dicek sekitar pukul 10.30 alhamdulilah pendarahanlu berhenti dan aku diperintah untuk mengkonsumi susu dan semua makanan agar kembali kuat dan sehat. Pukul 2 siang aku sudah bisa ke kamar pasien. Ah senangnya, dalam hatiku. Istirahatlah aku, hingga sore menjelang aku berencana menengok putraku di inkubator. Tp itu hanya rencana, ternyata aku pusing dan lemas. Setelah dicek hb ku rendah, hanya 7. Segera suami diperintah untuk membeli darah dan akan dilakukan transfusi darah. Sekali lagi aku percaya ttg keajaiban doa dan pikiran. Semua akan baik baik saja, pikirku. Dan iya benar, semua baik baik saja. Besok sorenya aku sudah bugar dan diperbolehkan pulang. Tp anakku masih harus dalam inkubator jd untuk sementara aku memutuskan untuk tetap tinggal di RSIA menemani anakku. Sore sesaat setelah aku diperbolehkan pulang rasa sakit itu ada lagi tp dalam bentuk yg berbeda. Pertama kali melihat dan menyusui anakku, sakit dalam hatiku kembali bersemi. Menangis? Pastilah. Ibu mana yg tega melihat bayi yg dilahirkan nya sangat kecil dan mungil. Bayiku sangat mungil. Dalam hati aku sempat mengeluh, aahh begitu banyak ujian dan rasa sakit ini Ya allah. Tp aku yakin kembali bahwa semua akan baik baik saja. Ah benar saja, anakku sangat pandai minum. Dan kondisi badannya sehat sempurna tanpa kekurangan. Sehari setelahnya kita berdua diperbolehkan pulang dgn catatan dokter bahwa berat badan anakku harus segera mungkin bertambah. Kuberi nama anakku "Ken Aryasa Gunawan" . Setelah pulang, perjuangan blm selesai. Krna ken lahir dgn bblr maka setiap jam sekali kuberi minum. Hampir 24 jam aku tak pernah tidur dgn nyenyak. Alhamdulilahnya, ibuku mau menemaniku dan beliau sangat telaten. Karena beberapa hari di inkubator ken selalu diberi formula, dia jd tak mau menyusu langsung pada putingku. Ahh jangan tanya bagaimana rasanya. Sedih dan sakit sekali. Ternyata rasa sakit itu masih terus muncul, pikirku. Berbagai cara telah kulakukan dibantu ibu dan kakak2ku agar ken mau menyusu padaku tetapi hasilnya nihil. Yang ada ken semakin kecil. Aku harus menjadi ibu yg kuat dan semangat, akhirnya kuputuskan untuk memompa asiku dan memberikannya dgn gelas agar ken tak bingung puting. Tp tetap saja ken tak mau. Selama itu ken tetap minum asiku tp dgn cara yg berbeda. Banyak orang yg melakukan momshaming padaku, bahkan sampai saat ini aku sedih melihat ibu ibu lain bisa dgn mudah menyusui langsung sedangkan aku tidak. Tetapi tak apa, proses untuk menjadi ibu setiap orang berbeda beda. Setelah seminggu kontrol berat badan ken langsung normal dan berangsur pulih. Dan saat ini, ken telah sebulan dgn bb 4,3 kg. Ken mengkonsumsi asi dan sufor khusus untuk bblr Semua ibu memiliki proses perjalanan untuk menjadi ibu terbaik versi anak mereka dgn gaya yang berbeda. Tanpa terkecuali aku dan semua ibu yg ada di dunia. Bukan cemoohan tp dukungan untuk saling menguatkanlah yg diperlukan. Tujuan ibu sama, yg terbaik untuk putra putri mereka. Apa salahnya dgn pilihan yg mereka ambil toh semua pasti ada sebab akibat yg sudah dipikirkan. Untuk semua ibu di dunia, kukirimkan doa untuk pundak yg kuat dan hati yg mulia. Jika kelak sosialmedia yg saat ini ada masih asyik dan ken tau tulisan ini, maka kuingin dia bangga dengan perjuangan mamanya. Bagiku gelar terbaik wanita adalah saat dia menjadi istri untuk suaminya dan menjadi ibu untuk anak anaknya. Sosialmedia mama ken @dianwinarti12 /[email protected]

Read more
Keajaiban Kado #IbuJuara
VIP Member
 profile icon
Write a reply