Ayu Susantina profile icon
BronzeBronze

Ayu Susantina, Indonesia

Kontributor

About Ayu Susantina

Dokter; Seorang pejuang cervix incompetence, sekarang saya sedang menjalani kehamilan keempat dan me

My Orders
Posts(5)
Replies(12)
Articles(0)

Sharing Is Caring "Inkompetensi Serviks/Lemah Rahim"

Saya seorang dokter, dan saya adalah pejuang cervix incompetence atau umum dikenal dengan istilah awam lemah rahim. Kini saya sedang menjalani kehamilan keempat saya dan sedang memperjuangkan kelahiran anak pertama kami. Kehamilan pertama saya gagal karena abortus inkomplit, saat itu memang saya sedang sibuk dengan pindahan tugas beberes kost di tempat yang baru dan terbang kesana kemari, saya tidak menyadari kalau saya sudah hamil 5 minggu sampai saya mengalami flek, berusaha dipertahankan hingga 10 minggu tetapi tetap tidak bisa, dan harus menjalani kuretase. Di kehamilan kedua 3 bulan kemudian, saya mengalami ketuban pecah dini di usia kandungan 24 minggu, dan menjalani bedrest selama 2 minggu berjuang menambah volume air ketuban saya, saat kontrol ke rumah sakit dan saya sempat berjalan (lepas bedrest), tiba" tali pusat janin saya terlanjur menumbung sehingga harus segera dilakukan SC emergensi saat itu juga, bayi saya harus segera dilahirkan. Salman namanya dengan berat 840 gram, dan hanya bisa bertahan 24 jam setelah dirujuk ke RS kota besar yang berjarak 2 jam dr tempat saya bertugas dan telah menjalani beberapa tindakan emergensi karena paru-parunya belum cukup matang. Di kehamilan ketiga 3 bulan kemudian, saya sudah kembali ke kota besar tempat saya berasal dimana RS dan fasilitasnya lebih lengkap, saya sudah berusaha konsul dengan dokter Sp.OG dan berdiskusi mengenai kondisi saya, saya berterus terang mencurigai kondisi saya ini termasuk dalam cervix incompetence, tetapi mungkin sang dokter merasa terintimidasi dengan dugaan saya yang saat itu hanya berstatus sebagai pasien (meskipun beliau tahu saya adalah dokter juga) sehingga prosedur pencegahan tidak kunjung dilakukan. Hingga pada akhirnya saya mengalami ketuban pecah dini lagi di usia kandungan 24 minggu. Setelah bedrest selama 1 bulan tanpa bangun dari tempat tidur, ternyata infeksi dari ketuban yang terlanjur pecah itu memicu kontraksi persalinan di usia kandungan 28 minggu, bayi saya pun lahir melalui persalinan normal. Kali ini Silmi namanya, dengan berat 1200 gram, dan dia hanya bertahan hidup selama 3 jam. Kali ini saya dan suami saya benar-benar aware, memperoleh dokter Sp.OG yang bisa diajak berdiskusi terbuka mengenai kasus saya, dan beliau tanpa ragu memutuskan untuk melakukan tindakan pencegahan berupa operasi pemasangan cerclage serviks saat usia kandungan saya memasuki 20 minggu. Alhamdulillah, sekarang kehamilan saya sudah memasuki 36 minggu, dan insya Allah minggu depan kontrol terakhir untuk memastikan apakah saya bisa melalui persalinan normal atau SC. Saya tertarik membagikan kisah saya dan artikel ini agar para Bunda tidak menganggap remeh gejala lemah rahim, akan lebih baik jika para Bunda aware lebih dini dan kritis saat berkonsultasi dengan dokter Sp.OG nya masing-masing sehingga tidak perlu menimbulkan pengorbanan bayi-bayi kita dari kehamilan sebelumnya yang terpaksa lahir lebih dini. #SharingIsCaringTAP Judul Artikel: Apakah Saya Mengalami Rahim Lemah? Ini Cara Mengetahuinya https://id.theasianparent.com/kandungan-lemah

Read more
 profile icon
Write a reply