6 tahun menanti (2011-2017)

Setelah menikah, tentu pertanyaan orng-orang adalah "sudah Hamil belum ?". Ditahun pertama Kami tidak menghiraukan,tpi tetap priksa ke Dspog. Alhamdulillah Kami normal dan sehat semua . Lega rasanya. Omongan orang-orang kami anggap angin lalu. Karna anak adalah rejeki, mungkin waktu saja yang belum tepat. tahun ke2, ke3 kami mulai merencanakan kehamilan lagi,kali ini mencoba obat2 herbal tapi belum juga berhasil. Rejeki itu belum waktunya tiba untuk kami. ditahun ini mulai sedikit gelisah, tapi kami coba tetap ikhlas menjalani, dan mensyukuri apa2 yang telah Allah berikan berupa Rejeki yang lain. Ditahun ke 4, pikiranku jadi stres karna 2 saudara iparku mau menikah, dan aku takut mereka dulu yang akan hamil. Tapi suamiq selalu memberikan semangat,dan selalu optimis, yakin aku pasti akan hamil. Ditahun ini kami mulai program kembali ke Dspog, ditambah obat2an herbal. Ternyata belum juga berhasil. Disaat semangatku sedang membara untuk promil, ada kabar datang dari 2saudara iparku, 2saudara ipar suamiku, 2saudaraku yang lain secara bersamaan HAMIL. Rasanya seperti tersambar petir, kaget, iri, kecewa, sedih,stres dan mulai putus asa ??. Semakin terhimpit oleh omongan orang-orang. Rasanya tidak ingin ketemu mereka semua, tapi suamiku selalu memberikan semangat, kalau kita tidak boleh terpuruk, putus asa, sedih, dan yakin aku akan segera hamil. Banyak dokter yang aku kunjungi, cari cari informasi dokter yang paling bagus untuk program hamil. setelah Googling2, akhirnya kami menjatuhkan pilihan di salah satu rumah sakit di jakarta pusat. Programpun dimulai. sel telur diperiksa, sperma suamiku juga diperiksa. Ternyata karna stres berat, sel telurku tidak bisa besar (dinyatakan pco),aku disuruh olahraga, makan makanan sehat, Akupuntur, dll. Hasil suamiku normal. 3bulan berikutnya, belum juga berhasil. Akhirnya dokter menganjurkan inseminasi. Agak takut sih awalnya. Tapi demi menjemput rejeki buah hati aku harus siap. Serangjain tes pun dimulai, dari tes darah, hsg, dll. Dari hasil itu tidak ada masalah, maka proses inseminasi dilaksanakan. Mulai haid ke2 aku disuruh minum obat penyubur, dilanjutkan suntik hormon di perut. Jujur takut banget rasanya, perih, ngilu. Tapi suamiku terus memberikan semangat , kita harus yakin, kuat, dan ikhlas apapun hasilnya. Proses suntik itu berlangsung hingga h11, kemudian cek sel telur lagi untuk memastikan apa sudah ada yang besar. Naah akhirnya ada sel telur yang sudah siap dibuahi. Di h14 sore hari aku disuntik pemecah telur agar telur yang sudah besar tadi pecah dan bisa dibuahi. Lusanya aku dijadwalkan untuk inseminasi, suamiku disuruh datang ke rumah sakit pagi2 untuk diambil dan dipilih sperma yang kualitas pling baik. Proses pencucian dan pemilihan sperma kira-kira 4-5jam. Aku dijadwalkan jam 1 siang harus sudah di rumah sakit. Setelah pendaftaran, aku disuruh tunggu diruang tunggu hingga aku disuruh masuk ruangan. selama menunggu pasien dusuruh minum dan harus menahan pipis sampai sperma yang tadi di transfer. Proses pun berjalan lancar, kata dokter aku harus banyak berdoa. Berbagai resep obat2n harus diminum. Prosesnya cepat, dan harus tetap berbaring selama 30 menit. Hasinya ditunggu kira2 2 minggu. Ternyata semua itu belum rejeki kami. Lagi2 GAGAL ???. Semakin sakit rasanya, suamiku tetap memberi semangat. Karna anak itu adalah hak Allah. Kami dijadwalkan kembali ke rumah sakit di hari haid ke2 untuk evaluasi kenapa gagal. Dan dokter menawarkan untuk mencoba bayi tabung. Begitu beratnyaaa???. Tapi aku mulai pasrah, ikhlas, mungkin belum waktunya. Kami lebih mendekatkan lagi kepada Allah, yakin kami akan diberikan keturunan diwaktu yang tepat. Aku sudah tidak memikirkan lagi untuk melanjutkan promil. Kami nikmati saja waktu kami berdua. Dan Alhamdulillah tepat di tahun ke6, aku HAMIL ???. Bahagia tak terkiraaaaa . Sekarang anakku tepat 1tahun usianya (lahir 23 April 2018). Semoga jadi anak yang sholih, cerdas, sehat, panjang umur,berguna bagi nusa bangsa dan agama. Aamiin ?????????????

undefined profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan