cerita kehamilan dan kelahiran pertama

Awal awal kehamilan dramanya mual dan sulit makan, badan lemas, sering ngflek juga, diminta bedrest pula. Seiring waktu mualnya berkurang, mulai bisa makan macem macem juga. Apapun yang halal dan thoyib dimakan, meskipun jadi gampang begah, tapi lapar lanjut terus walopun jg mual muntah msih suka singgah klo misalnya udh kepalang lapar. Masuk uk 7 bulan cek usg dan lain-lain semua baik alhamdulillah, rencana untuk lahiran di rumah orang tua pun sudah disiapkan apalagi semuanya sehat. Masuk uk 8bulan periksa di puskesmas deket rumah cek darah, eh kata bidan disana bobot bdannya masih kurang naik, takut dede bayi lahir dengan bblr. Waktu itu naik 12kg, masih kurang katanya. Akhirnya dirujuk kerumah sakit. Dari obgyn dirumah sakit katanya sudah ada pengapuran dini dan bayi memang kurang berkembang dengan baik tidak sesuai umur kehamilan. Hiks, sedih tp masih positif thinking untuk bisa mngejar bbj. Kontrol ke bidan yang memang drencanakan mau lahiran disitu, berita lain lagi, hb terllu rendah, harus makan buah bit setiap hari satu untuk naikan Hb. Masih terus positif thinking, semua diikhtiarkan untuk kesehatan dede bayi dan saya tentunya. UK 37 saya demam, badan ngilu, suhunya naik turun. Ke bidan langsung diminta untuk ke dokter saja dan cek darah dulu, karna sedang musim dbd. Dari sana langsung cek darah, begitu dapet hasilnya langsung ke dokter. Dokter langsung menyarankan igd, suspect dbd dan khawatir dengan bayi krna detak jantung tidak normal karena saya demam sudah berhari hari. Dirawatlah saya dengan observasi dulu, tanpa pengobatan keras karena saya mengandung. 3 hari dirawat saya mengalami kontraksi dan mengeluarkan lendir darah, diminta full bedrest agar tidak lahir dulu khawatir saya tidak kuat karena hb rendah, trombosit rendah, tekanan darah rendah. Hari itu keluar lendir darah dan kontraksi jam 2 malam, saya masih bisa tidur meski kontraksi datang dan pergi, sampai akhirnya lebih banyak lagi lendir darah yang keluar dan ternyata sudah pembukaan dua, langsung dipindahkan ke ruang rawat khusus bersalin. Seharian merasakan kontraksi tapi tidak boleh gerak sama sekali dari kasur dan tetap posisi miring, luar biasa sekali, setiap kali datang gelombang cinta saya masih bisa baca baca istighfar, takbir, sholawat, surat dalam alqur'an sebisa saya, meski makin mendekati penbukaan akhir saya makin tak bisa kontrol diri. Meski membaca kalimat Allah, saya hampir berteriak. Ternyata mentok dipembukaan tujuh, karena saya tidak BAK juga, sudah tidak jelas apa yang saya rasakan, akhirnya menggunakan kateter, pembukaan langsung full, saya sudah merasakan dede sudah sangat ingin keluar, tapi ketuban tidak pecah juga sampai akhirnya dipecahkan bidan rumah sakit dan ternyata ketuban sudah hijau, meski dede bayi sudah diujung harus menunggu keputusan dokter masih boleh lahiran normal atau harus operasi, alhamdulillah bisa tetap normal dengan catatan harus cepat, alhamdulillah cukup 3 kali mengejan dede bayi lahir, meski harus di episiotomi. Meski lahir hanya 2.3kg, badan biru, nafas terengah engah, dan berakhir di inkubator dua hari. Alhamdulillah sekarang sudah 3 bulan dengan berat 6kg.. Sharing pengalaman yang tak mungkin terlupakan. Masing-masing punya cerita kelahirannya sendiri, Dramanya sendiri yang dikenang selalu dan teringat ingat ketik Memandang dede bayinya ?.

 profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan