Masya Allah
Semakin hari rasanya semakin haru. Dari mulai kedutan, gerakan, tendangan hingga respon dari janin yang kadangkala kita masih berfikir "kok bisa ya?". Kuasa Allah, Masya Allah. Di semester ke 3 ini, luar biasa. Dari pola makan yang nambah berlipat lipat. Nyemil yang tidak henti henti. Dan rasa lapar yang tidak bisa ditahan. Mau itu pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malam sekali pun. Alhamdulillaah, semua itu membuat rasa bahagiaku bertambah. Tapi ada yang berubah hari kemarin. Percaya tidak percaya tapi itu semua nyata. Senyumku seharian, pecah dengan tangisan ketika adzan magrib berkumandang. Masya Allah, nak. Kau mendengarkanku, memahamiku, menuruti apa yang aku ucap dan minta padamu, nak. Malam kemarin, aku berniat berpuasa Rajab. Meski ku rasa wallohu'alam aku mampu. Sebab laparku dari hari ke hari tak bisa ditunda lagi, tak bisa dinanti nanti lagi. Tapi aku yakin, ingin mencobanya. Dan aku tidak ingin egois. Aku bicarakan semuanya pada calon anak yang ada di kandunganku. Sambil ku elus elus perutku, aku mengungkapkan semua inginku. "Nak, insya Allah mama besok ingin puasa sunah. Kita belajar puasa ya nak. Semampu kita saja. Kalo dde ngga kuat dan lapar sekali gpp dde bilang aja. Nanti mama buka. Mama ngga akan maksain kok". Paginya sahur, hanya minum susu. Sebab semalam sekitar jam 10 sudah makan yang ke 4 x nya. Jadi sahur jam 3 pagi tidak ada nafsu makan. Puasalah kita. Paginya beraktifitas seperti biasa. Dan dede di perut bergerak aktif. Sembari setiap dede gerak, saya selalu bilang, "dek, jangan terlalu cape. Nanti laper, nanti buka, nanti puasanya batal, gimana dong?". Jam 8, 9, 10, 11 hingga dzuhur alhamdulillaah.. dede nurut sama mama. Ashar, kemudian adzan magrib berkumandang. Masya Allah, air mataku tumpah, keluar tak terbendung. Tidak ada yang salah. Ini hanya haruku, ini bahagia yang tak bisa ku ungkapkan lagi. Dede nurut sama mama. Dede dengerin apa yang mama minta. Padahal dede masi ada di perut mama. Apa dede sudah faham apa yang mama minta. Masya Allah.. Masya Allah.. Masya Allah... Alhamdulillaah.. Tidak ada lapar yang berarti hari itu. Tidak ada lemas. Tidak ada sakit. Semua berjalan dengan baik. Dari fajar hingga terbenam matahari, alhamdulillaah puasaku tamat. Masya Allah. Dede, terimakasih banyak telah membuat mama bahagia. Ini lebih dari bahagia. Semoga kelak dede jadi orang yang sholeh/sholehah. Menjadi orang yang beruntung. Aamiin, aamiin yaa mujibassaailiin Ternyata memang benar, janin telah mendengarkan kita sejak masih dalam kandungan.