Aku, Korban Pelecehan Seksual

Sebetulnya kejadian ku waktu itu tidak separah dibanding kejadian pelecehan seksual yang sering diberitakan di televisi. Aku sangat bersyukur hal tersebut tidak membuat ku trauma yang berkepanjangan dan menjadikan pelajaran yang berharga untuk ku. Dan tentu, terimakasih untuk diri ku sendiri yang mau menerima kejadian ini hingga mau berbagi kepada bunda-bunda, semoga ada pelajaran yang bisa diambil. Ada 2 kejadian yang masih aku ingat. Kejadian pertama ketika aku masih sekolah dasar. Pelaku waktu itu adalah tetangga ku, orang yang sering berinteraksi dengan keluarga ku. Waktu itu terjadi ketika aku sedang menonton TV di ruang keluarga, tetangga ku masuk rumah sambil mencari ayah ku untuk meminjam suatu barang. aku bilang bahwa ayah sedang di belakang, tiba-tiba dia memeluk ku dan "nguyel-nguyel" lalu mau hampir mencium ku tetapi untungnya ada bunyi pintu belakang dibuka, orang itu lekas melepaskan ku. Aku diam, gak ngerti apa-apa. Kejadian kedua ketika aku kelas 3 SMK. Jarak rumah ke sekolah hanya 1/2 KM membuat ku lebih suka jalan kaki dari pada naik sepeda atau dibonceng orang-orang yang mau berangkat ke sekolah juga. Waktu itu siang hari aku pulang lebih lambat dari biasanya, sekolah sudah lebih sepi. Ketika di jalan sekitar persawahan, tidak ada satu orang pun yang lewat ataupun bapak/ibu petani yang biasa menggarap sawahnya. Beberapa menit kemudian, dari arah depan ada orang yang membawa alat penangkap rumah angkrang (sebut saja genter dalam bahasa jawabnya) ketika kami hendak berpapasan, saya menyapa seperti biasa menyapa orang-orang yang saya temui. Tapi tiba-tiba orang asing itu mengulurkan tangannya mau memegang PD ku. Untung respon ku bagus, langsung menghindar. Orang itu lalu menyeringai yang sampai saat ini aku hapal betul wajah dan ekspresi baj***annya itu. Aku shock, tidak bisa membuka mulut untuk berteriak, kaget bukan main, badan ku gemeteran lekas aku jalan cepat sambil terus menoleh orang itu, mengikuti ku atau tidak. Aku ketakutan. sampai di rumah semua pintu aku kunci karena seperti biasa, aku memang sendirian di rumah. Selepas itu, apa yang kulakukan? Setiap berangkat dan pulang sekolah selalu was-was, tengok kanan kiri, pulang dalam keadaan ramai, mau dibonceng teman/guru yang menawari dan kalau terpaksa jalan kaki sendirian selalu membawa kayu (jaga-jaga buat mukul untuk pertahanan diri). Dan tentu saja seperti pada umumnya, TAKUT menceritakan kepada orangtua karena TAKUT dimarahin. Alhasil benar, sampai sekarang hanya suami ku dan sekarang bunda2 TAP yang aku ceritakan. Pelecehan seksual tidak memandang siapa pun, bisa pelakunya orang lain bahkan orang terdekat. Korban pun tidak melulu yang berpakaian terbuka, aku sekolah pakai jilbab yang tertutup. Sekarang ketika menjadi orang tua, aku ingin anak ku tidak mengalami hal tersebut. Salah satunya dengan sex edukasi sejak dini. Apakah ada bunda yang mengalami hal yang sama ? #DearMeTAP

Aku, Korban Pelecehan Seksual
72 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

saya juga pernah bun.. dan hal itu sampai mambuat saya berfikir saya gamau punya anak karna takut bersentuhan dengan lelaki. waktu itu saya masih sd, lupa kelas berapa. saya tinggal di perumahan, dan di gang saya waktu itu ada yang ngontrak 1 rumah, mereka punya 2 anak, 1 anak perempuan sudah SMA, 1 lagi anak laki" masih usia 5 tahunan... saya waktu itu dekat dengan keluarga itu, terutama anak laki"nya, dan sering main sama saya... satu hari pernah ketika saya main di rumah nya, hanya ada adik kakak itu, sang kaka bawa teman lelakinya yang saya gatau apa hubungan mereka, karna masih sd juga kan, saya ngga ngerti apa" pas kaka nya nitipin sang adik ke saya mau ke warung, dan posisi ada laki" itu di rumah. saya di tarik, tangan kanan nya pegang kemaluan saya, tangan kirinya pegang payudara saya, saya berontak, tapi kalah kuat.. ga lama kedengaran suara gerbang, saya di lepasin. saya langsung lari ke rumah, dan ngga pernah main lagi ke rumah itu. saya takut. saya ngga berani cerita ke siapa pun sampai saat ini, bahkan ke suami saya sekalipun. saya trauma atas kejadian itu sampai saya tidak punya fikiran untuk menikah atau pun punya anak, karna saya gamau bersentuhan dengan lelaki. Alhamdulillah Allah kasih jalan ke saya. saya mendapat suami yang mengerti sikap dan sifat saya yang dia pun sebenernya ngga tau seperti apa

Baca lagi
3y ago

ikut prihatin sama kejadian bunda. terimakasih sudah mengeluarkan uneg-uneg nya di kolom komentar saya. semoga kita menjadi orang tua yg care sama anak sehingga anak kita tidak mendapatkan pelecehan seperti kita.