my love my journey

#RumahTanggaTAP Gak pernah terbayang hidup di salah satu desa Kalimantan. Meninggalkan karir di Semarang dan peluang jadi dosen di sebuah Universitas swasta ternama di sana. Apalagi ngontrak dengan kondisi kamar tidur nyatu dengan dapur (cuma sekat gorden) dan belakang kamar (sekat papan) langsung kamar mandi dan tempat cuci. Mungkin sekilas tampak menderita, tapi kondisi itulah yang saya rasa lebih asyik ketimbang sebelum menikah. Karena waktu itu (selama kurleb 3thn) belum memiliki buah hati, kami lebih sering pacaran di rumah. Kondisi kontrakan yang sedemikian rupa menambah kegiatan sehari-hari semakin romantis. Bagaimana tidak. Semua dilakukan berdua. Saya masak sambil ditemani suami ngucek baju tepat disebelah saya. Saya nyetrika tepat disebelah suami yang lagi asyik nonton tv. Saya jemur baju tepat disebelah suami yang masih bilas cucian. Bahkan tempat cuci piring pun jadi satu dengan tempat mandi. Makan berdua di dapur ya sama saja di kamar tidur. Sholat berjama'ah pun kami lakukan di depan kompor. Begitulah proses kehidupan rumah tangga kami yang asyik. Alhamdulillah sekarang sudah memiliki buah hati dan tempat yang jauh lebih layak, tetapi kebiasaan (kebersamaan) selama 3tahun awal pernikahan sekaligus pacaran, alhamdulillah, masih berjalan. Love you my imaam. Our love our journey. Stay humble and keep smile.

undefined profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan