NAMA ANAK

? *Parenting Islami (24): Kapan Dianjurkan Untuk Memberi Nama Sang Anak?* ✍ *Oleh : Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim* Syaikh Bakr bin ‘Abdullah Abu Zaid hafidzahullahu Ta’ala berkata, جاءت السنة النبوية عن النبي صلى الله عليه وسلم في ذلك على ثلاثة وجوه :1 – تسمية المولود يوم ولادته. 2 – تسميته إلى ثلاثة أيام من ولادته. 3 – تسميته يوم سابعه. وهذا اختلاف تنوع يدل على أن في الأمر سعة والحمد لله رب العالمين. “Terdapat tiga alternatif waktu memberikan nama untuk sang anak dalam sunnah Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, yaitu: 1) di hari lahir sang anak; 2) sampai hari ke tiga kelahiran (hari pertama, ke-2 dan ke-3, pen.); dan 3) hari ke tujuh kelahiran. Perbedaan ini adalah perbedaan yang sifatnya variatif, dan menunjukkan bahwa dalam hal ini terdapat kelonggaran (dalam syariat), alhamdulillah.” (Tasmiyatul Mauluud, 1/21). Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala berkata, فجاز تعريفه يوم وجوده وجاز تأخير التعريف إلى ثلاثة أيام وجاز إلى يوم العقيقة عنه ويجوز قبل ذلك وبعده والأمر فيه واسع “Boleh untuk memberi nama pada hari kelahiran, dan boleh mengakhirkannya sampai tiga hari dan sampai hari ‘aqiqah (hari ke tujuh).Dan boleh (juga) sebelum itu dan setelahnya. Perkara ini adalah perkara yang lapang.” (Tuhfatul Mauduud, 1/111). Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu yang menunjukkan dianjurkannya memberi nama pada hari ke tujuh kelahiran.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih hewan ‘aqiqah untuknya pada hari ke tujuh, (kepala) digundul (pelontos) dan diberi nama” (HR. Abu Dawud no. 2838, Tirmidzi no. 1522 dan An-Nasa’i 7/166 dan Ibnu Majah no. 3165, shahih). Setelah menyebutkan hadits di atas, Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafidzahullahu Ta’ala berkata, “Adapun memberi nama pada hari ke tujuh adalah perkara yang longgar (tidak harus di hari ke tujuh, pen.). Boleh memberi nama segera setelah dilahirkan.” (Fiqh Tarbiyatul Abna’, hal. 55). Kemudian beliau menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وُلِدَ لِىَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِى إِبْرَاهِيمَ “Semalam anakku telah lahir dan kuberi nama seperti nama ayahku, yaitu Ibrahim.” (HR. Muslim no. 2315). Beliau juga menyebutkan firman Allah Ta’ala, يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا “Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam [19]: 7). Wallahu Ta’ala a’lam. *** Sumber :  https://muslimah.or.id/9772-parenting-islami-24-kapan-dianjurkan-untuk-memberi-nama-sang-anak.html

3 Balas

Soalan berkaitan

Soalan popular

Artikel Berkaitan