Cerita Ibu #ibujuara

Menjelang Hari ibu ini aku mau cerita pengalaman aku melalui proses menjadi seorang ibu. Belum, aku belum sempurna menjadi sosok ibu yg penyayang, penyabar, baik bertutur kata, baik tingkah laku. Aku adalah sosok ibu yg jauh dari itu semua. Cerita ini aku mulai dari anak pertamaku. Dia guru pertamaku ,berat rasanya untuk menceritakan prosesku setelah melahirkan dia. Karna sungguh , setelah membaca kisahku kalian akan berfikiran "aku ibu yg sunggu tidak berotak". Anak pertamaku lahir dengan ayah ibu yg kurang pendidikan parentingnya. Saat dia lahir, senang rasanya mendengar suara tangisannya pecah di ruang persalinan. Ya aku senang, karna berarti anakku sehat. Saat itu aku buta masalah perASIan , masaalah cara mengurus bayi, masalah kesehatan bayi. Yg aku tau setelahaku melahirkan anak aku hanya rasa suka cita yg muncul. Tapi tidak ternyata, cercaan demi cercaan aku dengar. Beberapa orang beranggapan jika ini hanya fikiran ku saja. Ya mungkin hanya fikiran jelekku saja yg berlebihan. Saat mereka bilang ASImu kurang, anakmu kecil, ASIku tidak enak, ASIku bening, kamu rakus jadi ASImu tidak bergizi. Haha ya itu yg aku dengar dari orang" sekitar rumahku. Sampai akhirnya anakku mengalami hyperbillirubin, dari situ kekalutanku muncul satu demi satu. Aku marah pada diriku sendiri, aku ga bisa kasih yg terbaik untuk anakku. Ibu macam apa aku yg selalu dikritik oleh ibuc senior disekitarku. Ibu macam apa aku yg membuat anaknya harus bolak balik berobat. Ibu macam apa aku yg tidak bisa memberikan ASI untuk anakku. Pergejolakan itu selalu muncul dikepalaku. Anakku mulai tumbuh, seiring pertumbuhan anakku aku makin tidak bisa mengontrol emosiku. Tiap anakku menangis hanya ada rasa ingin ku lempar saja anak ini ke kasur. Tapi itu bukan hanya rasa, aku benar melempar anak 4 bulan itu ke kasurku yg tipis yg langsung menyentuh lantai. Tiap kali aku emosi ga ada yg bjsa aku ajak sharing. Mereka menggap aku gila mungkin. Tidak berotak karna aku menyakiti anakku. Rasaanya mau teriak, aku butuh bantuan kalian, aku butuh ditenangkan. Tapi tak ada satuoun orang yg mengerti posisiku saat itu. Hanya aku yg berusaha menenangkan diriku sendiri. Tanpa bantuan medis, tanpa bantuan psikolog. aku mencoba mengerti diriku sendiri dan berusaha untuk kekuar dari situasi itu. Tapi sayang , seperti sudah mendsrah daging. Saat aku lelah anak pertamaku adLah pelampiasanku. Sedih, marah, hingga saat ini sejujurnya aku ingin mereka mendengarkan ceritaku tanpa judgment. Tapi sayang kadang orang" terlalu sempit menyimpulkan kalo hal seperti itu adalah kebodohan si ibu. Ga ada yg bantu si ibu untuk keluar dari situasinya. Hanya anggapan buruk yg diterima si ibu, tanoa mengerti rasanya menjadi si ibu tersebut. Sampai sekarang aku masih terus belajar untuk menjadi baik. Guruku sekarang ada 2, mereka selalu ada untukku disaat aku mau belajar untuk mengendalikan emosi dan tingkah lakuku. Teruntuk anak"ku, aku ibu yg jauh dari kata sempurna. Tolong, tetap peluk aku dan bersamaku apapun kondisi kita šŸ˜Š. Maaf aku belum bisa jadi ibu yg sempurna untuk kalian. Tapi buatku kalian sempurna anak"ku šŸ˜˜ Salam, Ibu Oh iya disini kan temanya ibujuara, mungkin dari cerita ini aku ga mencerminkan banget kalo aku ibujuara. Disini aku cuma mau ngingetin aja antar sesama ibu. Tolong jangan judgment ibu" yg ga searah sama pikiran kalian. Kalian ga tau apa yg si ibu perjuangkan untuk anaknya dan dirinya. Mereka buruh dukangan, mereka butuh didengar, mereka butuh masukan bukan cercaan. Aku cuma mau cerita sedikit aja dari segi pengalaman aku yg memang seperti itu, pengalaman buruk saat aku berproses menjadi ibu. Ada yg lancar ada yg harus melalui cobaan. Semua butuh proses buat menjadi baik šŸ˜Š

1 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

love you mom...