rumah mertua .

Ini masuk tahun ke empat saya tinggal dengan mertua saya . Bukan krn saya dan suami tak mampu utk mengontrak , tp suami saya selalu berat jika meninggalkan ibunya . Mama mertua saya seorang single parent dengan riwayat penyakit jantung , darah tinggi dan pernah mengalami stroke sebelah . Suami saya punya adik perempuan yg blm menikah . Tiap saya meminta pindah suami sllu bilang "kasihan mama , nnti kalo ada apa2 ga ada aku gimana? Si dedek kan ga bs diandelin" . Selalu . Sampai akhirnya saat melahirkan anak pertama saya mengalami baby blues . Mertua saya baik , hanya perbedaan pola asuh membuat saya merasa tidak nyaman . Akhirnya saya pulang kerumah orang tua saya selama berminggu2 dgn membawa anak saya . Tiap hari suami datang , meminta saya untuk pulang . Saya memberi syarat kalo mau saya pulang, kita harus pindah rumah cari kontrakan . Setelah banyak perdebatan akhirnya suami mengiyakan . Setelah mendengar kabar kalau saya mau cari kontrakan, mama mertua saya jatuh sakit. Darah tingginya kumat . Mgkn krn pikiran . Tp itu tidak membuat saya bergeming . Saya tetap keukeuh mau pindah , sampai pd suatu malam saat tertidur saya mendengar suara isak tangis . Saya melihat suami sdg menangis sambil berdoa setelah selesai solat malam. Hati saya teriris , saya tahu betapa berat suami saya meninggalkan ibu yg selama ini membesarkannya seorang diri apalagi dgn keadaan sakit2an . Saya merasa amat sangat berdosa . Suami saya sangat memperlakukan saya dengan baik , dia tak segan membantu pekerjaan rumah . Mencuci baju , mencuci piring , menyikat kamar mandi , menyapu dan lain2 dia lakukan agar saya tidak terlalu lelah setelah memasak . Suami saya pun sangat sayang kepada kedua orang tua dan adik2 saya . Dia ringan tangan membantu perekonomian keluarga saya , tak canggung jika harus berbaur dgn keluarga besar saya . Lalu saya berpikir , masya allah mama mertua saya telah mendidik anaknya dengan sangat baik , membayangkan bagaimana sulitnya seorang single parent membesarkan anak2nya hingga menjadi sarjana dan berbudi pekerti baik . Lalu mengapa saya memaksa suami utk tidak berbakti kepada ibunya? Yg bahkan ibunya tak pernah sekalipun menjahati saya . Hanya krn perasaan tidak nyaman lalu saya membuat suami saya berada dalam posisi yg sungguh saya tidak bisa bayangkan jika terjadi pada saya yg hrus meninggalkan org tua yang skit2an . Akhirnya keesokan paginya saya bilang ke suami "aku mau pulang. Gapapa kita tinggal sama mama tapi aku mau punya dapur dan kamar mandi sendiri" . Wajah suami saya tak pernah saya lihat sebahagia itu mendengar ucapan saya . Dia tak henti2nya mengucapkan terimakasih kepada saya . Dan dia berpesan "nanti semisal ada perbuatan mama yg kurang enak kamu blg sama aku ya , jangan dipendem sendirian biar aku nnti yg ngmg ke mama" . Dan saya akhirnya pulang ke rumah mama mertua saya . Saat pulang pun saya disambut dengan sangat baik. Mama mertua saya tidak menampakkan wajah kesal atau marah krn saya berminggu2 tidak pulang bahkan meminta agar anaknya meninggalkannya . Setelah itu saya mencoba utk menganggap mertua saya seperti orang tua sendiri . Biasanya saya gengsi meminta bantuan jika kerepotan , kali ini saya selalu meminta bantuan utk menjaga anak saya jika saya sedang ingin istirahat . Mama mertua saya tidak pernah lg berkomentar ttg apapun pola pengasuhan saya . Saya menempati lantai dua dan dibuatkan dapur dan kamar mandi sendiri . Saya bisa membeli perabotan dan barang elektronik kesukaan saya . Mertua saya pun tidak pernah menganggu privasi saya , jika dia ingin naik keatas maka dia akan mengetuk pintu sblm naik ketangga . Sampai anak kedua saya lahir , mama mertua saya yg selalu mengurus saya . Tiap pagi naik keatas utk membawakan makanan yg cukup utk dimakan sampai sore . Memandikan anak2 saya . Menyuapi si kakak jika saya tidak sempat . Menggendong si bayi jika saya mau tidur siang . Saya akhirnya nyaman krn merubah pola pikir saya sendiri . Saya menganggap mertua saya sbg org tua , lalu beliau otomatis menganggap saya sbg anaknya . Tp kenapa ada saja org yg berkomentar 'kuat amat tgl ama mertua?' 'mending misah biar mandiri' . Astagrfirullah , pertanyaan2 itu kdg membuat sya kembali goyah . Saya juga ingin , tp mgkn sekarang blm wktunya. Drpd seperti itu lebih baik saling mendoakan yg terbaik . Tiap keadaan rumah tangga berbeda . Janganlah disama ratakan . Dan lagi surga suami saya masih ada diibunya . Sdgkn surga saya ada pd suami . Saya membantu suami saya agar bisa berbakti pd ibunya supaya kelak org tua saya atau bahkan saya tidak dikucilkan menantu nantinya .

52 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Suami saya juga sayaang banget sama saya. Gak ada perlakuannya yg buruk, sangat sabar dan penyayang. Pasti itu jg karna didikan org tuanya, yg sering dilupakan. Mungkin kalo bukam dididik dgn baik oleh org tuanya blm tentu sebaik skrg. Cuman itu, suka mudah melihat kekurangan mertua, krna mungkin tidak menganggap mertua seperti org tua sendiri :')

Baca lagi
4y ago

Yes betul , seandainya kita balik lagi mikir keawal pasti lebih aware sama mertua hehe