Suami Seperti Pembantu
Dear bunda, Adakah suaminya yang suka membantu pekerjaan rumah lalu dianggap beberapa pihak menjadikan suami sebagai babu? Sepulang kerja beliau memasak, mencuci piring, dan dihari tertentu mencuci pakaian pakai mesin cuci. Beliau belanja ke pasar, atau ke warung. Kenapa memasak? sebab saya tidak dibolehkan menggiling cabe. Namun, beberapa orang menyangka apapun masakan di rumah ini, beliau yang masak. Padahal, untuk masakan sop, gulai, asam pedas, itu sudah pasti bagian saya. Mengapa mencuci piring? saya tiap hari sudah kelelahan. Bahkan tidak punya waktu untuk diri sendiri. Lalu paksu bantulah dengan ambil task cuci piring. Pakaian juga. Beberapa kali dalam seminggu. Kenapa ke pasar? ke warung? saya tidak bisa bawa kendaraan, naik angkot itu makan waktu lama. Tidak efisien. Belanja sama gerobak lewat? mahal + tidak lengkap. Jadi, paksu yang belanja biar gak ribet, dan lebih efisien. Budget pun bisa diatur secara efektif. Jadi newmom itu luar biasa tekanannya. Pagi-pagi sudah mikirin mandikan anak, jemur anak, mpasi anak. Anak tidur baru bisa mandi. Pun harus buru-buru sebelum dia bangun. Makanpun udah kayak pelatihan diklat militer. Suami juga capek cari nafkah. Bukan menyalahi kodrat. Tapi sesungguhnya perempuan zaman sekarang bisa cari nafkah sendiri. Sudah banyak yang mandiri. Jadi apa salahnya paksu bantu istri. Lha kenapa dibilang bikin suami jadi babu? lalu istri apa kodratnya memang jadi babu?