Lebaran Virtual dengan Keluarga

Bulan pertama corona muncul di Indonesia, membawa kabar buruk dan kabar membahagiakan bagi saya dan suami. Di saat itulah, saya mendapat kabar dari kampung bahwa bapak saya terserang penyakit stroke. Seketika itu juga saya diantar suami pulang kampung untuk menemani ibu merawat bapak. Di waktu yang sama, saya mengetahui bahwa akhirnya saya hamil setelah 2 kali keguguran dalam 3 tahun penantian. Saya habiskan trimester pertama di kampung demi menjaga jabang bayi tetap sehat di dalam perut saya, sebelum akhirnya kembali ke Yogyakarta untuk bekerja. Satu tahun telah berlalu, buah hati yang kami nantikan kini telah lahir dan berusia 3 bulan, namun bapak di kampung belum sembuh total. Pun dengan pandemi, ia tak kunjung usai. Tak terlihat tanda akan mereda pula. Kini lebaran sudah sangat dekat, kami ingin sekali berlebaran dengan keluarga saya di kampung karena bapak ibu pasti telah menumpuk rindu untuk menimang cucunya. Tapi kemungkinan kecil tahun ini kami pulang berkumpul dengan hangatnya keluarga besar. Pemerintah sudah membuat aturan untuk larangan mudik. Kami urungkan niat kami. Lebaran tahun ini saya dan suami tidak dapat merayakan bersama orang tua, namun kebahagiaan kami tetap utuh dengan hadirnya seorang putri lucu dan menggemaskan, seseorang yang merupakan doa yang terkabul. Ya meski tak dapat sungkeman, kami tetap bisa bersua melalui video call di layar ponsel. #LebaranKeluargaTAP #GebyarHadiahManTAP

Lebaran Virtual dengan Keluarga
 profile icon
Tulis tanggapan
Jadi yang pertama beri tanggapan