Pernikahan
Bismillah... Banyak saya temui bunda bunda yg memposting sebuah nasehat perihal " jangan membuka aib rumah tangga ". Tidak ada yg salah disini, ini sebuah nasehat yg memang Rasulullah juga nasehatkan. Jadi gini bund, bukan berarti si bunda yg memberi nasehat itu menyuruh bunda 100% untuk menutupi aib. Tapi kalau bisa di tutupi ya di tutupi dan di selesaikan dalam rumah tangga iti sendiri, kalau misalkan dirasa dibutuhkan penengah usahakan cari penengah yg memang ber ilmu dan amanah, kepada orang yang jika memberi masukan itu tidak menuruti hawa nafsu, tidak memihak ke salah satu, tapi lebih ke memberi arahan tanpa menjelekan piham manapun. Kalo bunda misalkan curhat di sosmed hanya untuk di dengarkan atau di baca dengan dalih "setelah uneg uneg ini ku keluarkan aku merasa tenang",mungkin seperti itu, tp bisa jadi itu juga lebih dominan karena bunda yg merasa terdukung dan di benarkan oleh komentar bunda bunda lain.. Dan jika ada bunda yg memberi sousi yg bunda rasa tidak sesuai dengan keinginan bunda, bunda abaikan, padahal itu nasehat yg baik.. Bukankah itu tindakan menuruti hawa nafsu?? Atau juga saat bunda curhat di sosmed dan bunda membutuhkan saran.. Bunda curhat tuhh.. Dan di tanggapin oleh banyak komentar dari bunda yg berbeda beda dengan pemikiran yg berbeda2, pendapat yg berbeda beda,yg akhirnya membuat bunda bingung sendiri yg mana solusi yg harus saya pakai. Padahal kehidupan masing2 orng itu beda beda.. Maka dari itu, ada baiknya jika ada masalah rumah tangga, hal pertama yg harus di lakukan adalah coba untuk di selesaikan dalam lingkup rumah tangga itu sendiri. Kedua, jika bunda merasa ingin di dengarkan, coba untuk curhat dengan Allah, segalaaaaanyaaa... Kadang ada yg lngsung tenang, kadang ada yg merasa masih butuh solusi lain,tp jika di dahukukan dengan mengandalkan Allah(dengan curhat ke Allah dulu). Allah bisa saja mengirimkan solusi lain melalui perantara, nah perantara inilah yg musti kita lihat.. Me mudhorotkan kita atau tidak... Cari pendengar yg amanah, yg berilmu, yg nantinya akan memberi saran kepada kita tidak dengan hawa nafsunya, melainkan dengan ilmunya yg berdasar dari Al quran dan hadits, yg meneladani Rasulullah dan para sahabat, para salafus shalih. Yg diantidak akan memihak satu, melainkan memberikan arahan.. Ada baiknya, second opinion ini bukan orang tua, mertua, keluarga, sahabat, teman. Melainkan kepada orang orang yg amanah yg berilmu.. Pun kita harus memilah milah, siapa yg kita ambil ilmunya, dia itu yg teguh di atas Al haq, di atas sunnah. Barokalohu fiik... Dinterima tidaknya itu pilihan masing2.. Saya tidak memaksakan siapapun untuk menerima saran ini.. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua.. Maaf jika ada perkataan yg tidak berkenan... *senyum....