Kenali Alergi/intoleran kulit pada Bayi (Skin 101) Part 2

Among the most sacred gifts you can give your child is the gift of health. This gift is best given by example. Mohon save ya Karna akan sangat amat panjang 🙏🙏 klik bendera di pojok kanan atas. Kalau yang sudah pernah baca post2 saya sebelumnya pasti paham anak pertama saya rupa2 masalah kulitnya. Kadang saya sendiri lelahnya bukan main, apalagi proteksi jangan sampai kecolongan kontak dengan pemicu alerginya. Awal kelahiran anak saya memang mulus luar biasa. New mom yang udah nyiapin beragam perlengkapan termasuk skincare walau akhirnya mubazir ga di pakai setengah nya, ternyata harus menelan pahit enggak bisa di pakai semua nya. (yang mau cek priority list terpakai atau enggak perlengkapan yang saya beli di anak pertama dan setengah nya ga kepakai, bisa cek di profile ya. Biar ga nyesel gara2 mubazir kaya saya 😌😌😌😅😅). Alergi pertama yang saya temui 2 hari di RS, iritasi di pipi. Memang enggak parah, iritasi kemerahannya tidak banyak dan meradang. Dsa juga menenangkan saya yang masih panik drama ASI, "7 hari di cek ya mama, kalau lebih parah konsultasikan saat kontrol nanti dengan saya,". Disitu saya merasa hal yang wajar. Lima hari setelah pulang dari RS, ruam pipi nya masih betah. Selain itu Ada masalah lain, leher anak lecet. " Itu biasa, pake minyak kelapa (homemade), semua badannya sama pipi biar mulus" Keluarga saya menyodorkan. Sedangkan keluarga mertua lebih banyak ritualnya, pakai mandi herbal, bedak bayi, krim ruam rekomendasi ipar dan saudara suami dll. Hari ketujuh saya kontrol, tp memang enggak memburuk kondisinya. Jadi dsa enggak terlalu banyak komentar. 10 Hari kemudian, Ada bercak putih, beruntusan seluruh badan, milia yang tadinya sedikit jadi lebih menyebar. Bodohnya, bukannya berobat saya malah eksperimen segala macam. Googling ini itu, disarankan salep2 saya beli, disarankan krim saya beli, saya cari cara penyembuhan berbekal jari jemari saya surfing di dunia maya. Akhirnya saat anak usianya 3w tidak ada perubahan malah lebih buruk. Saya pasrah dan mengakui butuh pertolongan medis. ------------------ Berkenalan dengan alergi Alergi adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi yang berlebihan terhadap suatu zat yang memicu alergi atau yang disebut juga alergen. Sistem kekebalan tubuh ini kemudian akan menyerang alergen yang menyebabkan munculnya gejala-gejala pada tubuh. (Halodoc) Sama seperti demam yang terjadi karena reaksi tubuh akan sesuatu yang masuk, alergi menurut keterangan dokter saya juga proses alami tubuh terhadap benda asing yang masuk. Entah terhirup, terpapar, yang dikonsumsi dan menempel pada kulit. Cirinya beragam dan pengobatannya bertolak belakang dari masalah kulit lain seperti jamur/ruam non alergi dll. Btw saya pernah lihat banyak komentar yang percaya diri rekomendasikan salep pada TS. Pas saya lihat ternyata salep nya untuk jamur 😅😅😅 buat nambah pengalaman ya mama, merk ini pernah saya pakai tp jadi lecet. Dsa saya ngambek "bu alergi di stop pemicunya, bukan pake obat jamur," Inget ya mama, yg kelihatan sama belum tentu diagnosa nya sama. Diagnosa berbeda masing2 pengobatannya berbeda, bahkan beberapa kasus ga perlu diobati karna akan hilang sendiri. Yang memperburuk salah pengobatan/penanganan/perawatan. Cara paling sederhana yg dsa saya approve hanya proses netralisir. Menurut gridhealth, bayi baru lahir memiliki resiko paling besar mengalami alergi. Reaksinya bisa gatal2 sampai kurap. Skincare VS Alergi Pastikan, sebelum memilih produk untuk bayi, kenali dulu jenis kulitnya seperti disampaikan Ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia, dr. Srie Prihianti, Sp.KK, PhD, FINSDV, FAADV. (Liputan 6) ""Biasanya hal ini baru diketahui pada usia 3-4 bulan. Bayi baru lahir sulit untuk dideteksi jenis kulitnya karena belum terekspos banyak hal. Di usia 3-4 bulan baru mulai muncul tandanya," kata Srie (liputan 6) Michael Freeman, seorang dokter ahli kulit dari The Skin Centre, menjelaskan dalam Essential Baby Australia bahwa ada perbedaan cukup jelas antara kulit bayi dengan kulit orang dewasa. Pasalnya, kulit bayi masih terus berkembang pada tahun pertamanya dan rentan terhadap infeksi. (Halosehat) Pada postingan sebelum nya, saya pernah menulis jenis2 kulit bayi dan masing2 perawatannya. Disinggung juga perlu ga sih skincare pada bayi khususnya newborn. Saat dilanda kegalauan bayi saya alergen produk skincare (sabun, krim, minyak dll) saya bertanya ke dokter kulit saya. Kenapa hanya netralisir saja dok, bayi saya ga pake minyak telon dong dok, ga wangi dong dok? Dokter saya tertawa, pemakaian skincare masing2 negara masing2 tradisi punya cara berbeda2. Bila bayinya cocok sah2 saja. Tapi untuk yg kulitnya sensitif atau prone eczema tidak. Justru pemakaian skincare bisa menimbulkan reaksi kulit, menutup pori dan memperberat kinerja atau menghambat regenerasi kulit serta perkembangan skin barrier bayi. Intinya, bayi baru lahir skin barrier nya belum terbentuk sempurna jadi parent harus bijaksana memilih dan menggunakan produk. Netralisir cara termudah mempercayakan kemampuan regenerasi kulit menciptakan skin barrier dan memperbaiki diri. Intinya mak, sabar 😅😅 sayapun pernah merasakan resahnya bersabar selama 3 bulan sampai kulit anak benar2 netral. Saat normal kulitnya, merdekanya luarrrrr biasaaaaaa. 😅😅😅 Beberapa bahan dan produk skincare yg bisa memicu alergi pada kulit ya mama 🤗 1. Tabir surya mengandung oxybenzone 2. Tisu bayi "Di awal 2014, ada informasi tentang studi baru yang menunjukkan bahwa pengawet methylisothiazolinone (MI), yang ditemukan di beberapa tisu bayi, menyebabkan reaksi alergi kulit pada bayi dan anak-anak," jelas Dr. Mona. (Orami) 3.Neomisin Bahan neomisin ditemukan dalam banyak krim atau salep antibiotik yang dijual bebas atau diresepkan, lotion, preparat mata, dan obat tetes telinga. Mengutip DermNet NZ, pada 2010, bahan neomisin dinobatkan sebagai Allergen of the Year oleh American Contact Dermatitis Society. (Orami) 4. SLS sodium laurent sulfate "Saya tahu bahan kimia ini menyebabkan ruam, noda, dan iritasi mata. Bahan ini juga dapat sangat mengeringkan rambut dan kulit," jelas Siobhan O’Connor, co-author dari buku No More Dirty Looks: The Truth About Your Beauty Products and the Ultimate Guide to Clean and Safe Cosmetics, mengutip Everyday Health. 5. Minyak Minyak dalam produk skincare maupun minyak skincare atau terapi pengobatan kulit belum tentu di tolerir setiap bayi. Mungkin bayi mama bisa bebas masalah kulit dengan minyak kelapa saja, tp bayi lain bisa menjadi lebih berat/peradangan/memburuk keadaan kulitnya. Diungkapkan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Bamed Skin Care, Matahari Arsy, bahwa kulit bayi bisa mengalami iritasi jika dioleskan minyak ini. Kulit bisa mengelupas, kemerahan dan bertekstur basah bahkan mengalami luka terbuka yang memicu infeksi. Beberapa penelitian sudah membuktikannya. (Fimela) Bunda juga perlu ingat bahwa minyak telon tergolong dalam bahan iritan, sehingga pemakaian berlebih dapat menimbulkan iritasi atau ruam pada kulit bayi. (Alodokter) Penggunaan baby oil, minyak telon atau produk minyak lainnya tidak direkomendasikan lagi untuk bayi. Begitu juga bedak bayi,” terang dr Herwina SpA (kaltim prokal) 6. Krim/lotion khusus bayi Pemakaian krim / lotion bayi tidak bisa pukul rata. Dulu untuk memperbaiki kulit saya pernah menggunakan beberapa produk. Sayangnya tidak semua produk walau hypoallergenic cocok untuk masing2 bayi. Untuk bayi newborn sebenarnya tidak perlu pakai skincare. Kalaupun ingin, pilih yang cocok dan diperuntukan khusus newborn. Alasannya, bisa cek dipostingan Skin 101 part 1 ya mama. 7. Kosmetik/skincare dewasa Enggak ma, bukan bayi yang pakai. Tapi kalau mama lihat awal tulisan ini bayi saya 2 hari di RS ruam pipi. Setelah diteliti dsa ternyata akibat kontak kosmetik/skincare yang di pakai orang dewasa pada anak saya. Saat berkunjung kakek neneknya memang senang menggendong, mencium atau ngedusel wajah bayi. Mumpung mam, Ada alasan pandemi lebih baik proteksi agar tidak Ada yg kontak seperti ini ya ma. 8. Alkohol, pewangi, pewarna 9. Detergen bayi Dll. Pemicu alergi pada kulit non produk skincare 1. ASI Jengjengjengjeng..... Saarinen dan Kajosaari (1995) melakukan penelitian dengan memantau kondisi 150 bayi sejak lahir hingga usia 17 tahun, dan menemukan bahwa ASI dapat mencegah timbulnya alergi, baik alergi makanan, eksim, maupun alergi pernapasan, selama masa kanak-kanak dan remaja. (AIMI ASI) Konsumsi ASI secara eksklusif membantu pematangan "pelapis usus" dan menghalangi masuknya molekul pemicu alergi sehingga IgE tidak teraktivasi,sampai kelak bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan dan sel imunitasnya sudah berfungsi dengan lebih sempurna. (AIMI ASI) Potensi alergi ASI, disebutkan bukan karena ASI. Tapi yang dikonsumsi ibu saat menyusui. Dalam sebuah penelitian, busui dianjurkan tidak konsumsi produk susu sapi dan olahannya selama 7-10 hari, dan melihat responnya pada bayi.  makanan lain yang dapat menyebabkan alergi adalah telur, tepung terigu, kacang-kacangan, jagung, makanan laut, buah-buahan yang mengandung sitrus (jeruk, lemon, fruit punch, dll) dan tomat. (AIMI ASI) Atau, bisa juga dikarenakan sensitivitas terhadap kafein dalam kopi, cokelat, es teh, jamu Cina, hingga obat dekongestan. (Haibunda) 2. Alergi susu dan Intoleran laktosa Berbeda 360° ya bu ibu. Kedua nya tetap tidak cocok pada produk susu tertentu. Dan penanganannya berbeda. "Alergi susu sapi (Panduan Awal Seputar Alergi Susu Sapi) merupakan reaksi sistem pertahanan tubuh terhadap faktor (fraksi protein) yang terkandung dalam susu. Alergi susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah reaksi non-alergi yang disebabkan oleh kurangnya laktase (enzim yang bertugas mencerna laktosa, suatu jenis gula di dalam susu)." (Nutri club) Umumnya, gejala alergi yang cepat terlihat dikarenakan faktor antibodi bayi IgE pada tubuh seperti sakit perut, mual muntah, sesak nafas, ruam, bengkak, gatal, diare. Untuk reaksi lambat penurunan BB bayi,pertumbuhan terhambat, menolak makan dll. Sedangkan Intoleran laktosa cirinya diare, muntah, nyeri perut, kembung. 3. Obat Alergi obat pada anak terjadi saat mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ciri-cirinya berupa ruam kulit, gatal, bengkak, biduran, mengi, dan demam,sesak napas hingga pingsan. (Sehatqu) Reaksi alergi yang parah bisa menyebabkan tubuh mengalami syok anafilaktik. Kondisi ini terjadi karena reaksi alergi yang tergolong berat, bahkan bisa mengancam nyawa pengidapnya. Syok anafilaktik bisa menyebabkan kegagalan fungsi sistem tubuh secara luas. (Halodoc) Syok anafilaktik bisa terjadi dalam hitungan detik atau menit setelah anak terpapar oleh penyebab alergi alias alergen (halodoc) Jadi yakin bu masih mau merekomendasikan OBAT dan ANTIBIOTIK (termasuk salep, mama obat, vitamin dll) di kolom komentar dengan dalih REKOMENDASI DOKTER? 4. Mpasi (bahan makanan) 5. Debu 6. Suhu dingin maupun panas 7. Bulu binatang / binatang tertentu Dll Yang saya amati, perbedaan alergi konsumsi atau papaparan dengan alergi produk skincare pada dua anak saya (anak pertama lebih ke skincare dan susu, anak kedua susu dan makanan) alergi produk skincare belum tentu seluruh area. Biasanya pada area yg terpapar produk. Alergi lain bisa seluruh area, bisa timbul bisa tidak. Karna sifatnya rancu bisa terlihat sama diagnosa berbeda untuk orang awam/non medis dengan infeksi virus, sebaiknya konsultasikan ke dokter dibanding eksperimen sendiri. ----------------------- Masalah kulit yang sering terjadi karna alergi. Ruam dan masalah kulit tidak selamanya karena alergi. Bisa terjadi karna virus/bakteri/jamur/alergi/genetik. Bentuknya bisa jadi mirip, pemicu nya berbeda. Cirinya bisa jadi sama, diagnosanya berbeda. Yang pasti PENGOBATANNYA berbeda. Asal resep, coba2 resep, oles2 salep salah, eksperimen produk/obat traditional bila diagnosa berbeda atau anak ternyata ada potensi alergi pada pengobatan akibatnya bukan menyembuhkan tapi memperburuk, memperberat, menambah masalah baru, menginfeksi, meradang dll. "Bu, anak saya ruam popok udah pakai salep Myco Z ga sembuh" "Bu anak saya biang keringat/sawan/sarab bayi pale minyak kelapa, mandi lactacyd tidak sembuh," Jawabannya kedokter ya bu 🤗 "Tapi saya udah ke bidan/dokter," Pindah bu langsung ke spkk dan klinik alergi kalau perlu. 1. Dermatitis atopik/ eksim Banyak yang menduga (bukan pelaku medis) hampir semua masalah kulit bernama dermatitis atopik/eksim (dulu saya pernah diomeli spkk anak karna ini ✌😅). Ternyata belum tentu. Memang Eksim membuat kulit kemerahan dan meradang. Kulit dapat bersisik, kasar, teraba keras, bahkan bengkak. Biasanya terjadi karena faktor genetik, lingkungan, obat2an, imun kulit makanan. Tapi yang paling banyak terjadi karna kandungan kandungan bahan kimia, pembersih dan pewarna produk. Seperti produk skincare, sabun/sampo bayi, pemutih pada produk (pospak) dan detergen pakaian. "Pemicu lain termasuk alergen seperti telur, tungau debu, atau bulu hewan peliharaan." (Halodoc) "gejala dermatitis atopik dari munculnya ruam kemerahan pada kulit bayi bagian dahi, pipi, siku, lipatan lutut, pergelangan tangan, hingga leher," (Arla) 2. Dermatitis kontak "ada bengkak dan tanda agak melepuh pada permukaan kulit. Biasanya alergi dermatitis kontak disebabkan karena bahan kosmetik bayi seperti bedak, lotion, minyak wangi, dan lain sebagainya. Selain itu bisa juga disebabkan dari perhiasan yang digunakan seperti kalung atau anting." (Arla) 3. Miliria Biang keringat atau miliria ditandai bintil-bintil kecil berwarna merah yang kadang-kadang berisi air, disertai atau tidak kulit yang tampak kemerahan. "Miliaria bisa kambuh berulang-ulang, terutama ketika suhu udara sedang panas. Bila biang keringat ini mengalami iritasi dan kontak dengan kuman di kulit, biang keringat ini akan terinfeksi. Bila tidak ditangani dengan baik, biang keringat yang terinfeksi ini dapat menjadi bisul (abses) yang berisi nanah. Bisul ini harus diobati." (IDAI) Biang keringat juga terbagi beberapa jenis (kristalina, rubra, pustulosa dan profunda). Untuk gejala ringan umumnya akan sembuh dengan perawatan yang benar. Bila ada ciri keringat kronis seperti Bintil kemerahan yang terasa sakit dan membengkak, bintil tersebut bernanah, bayi mengalami demam. Segera ke dokter. Tidak eskperimen pengobatan, menggunakan produk bertumpuk, minyak yang menutup area pori dll. Netralisir kulit, rajin ganti pakaian dan pastikan kering bebas keringat. "Hindari penggunaan bedak atau krim untuk mencegah biang keringat karena dapat membuat kulit bayi sulit bernapas" (Pop mama) 4. Seborrhea "Seborrhea adalah gangguan alergi kulit yang menyebabkan kulit bersisik dan berkerak. Seborrhea ini terjadi hanya pada bagian belakang telinga, kepala, dan alis. Jika kemunculannya ada di bagian dada atau pipi maka akan ada tanda kemerahan. Sejauh ini belum ada yang bisa membuktikan apa penyebab dari seborrhea ini, tapi kebanyakan diduga karena penggunaan produk perawatan bayi yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan kulit si kecil sehingga memunculkan alergi." (Arla) 5. Urtikaria papula Urtikaria papula adalah reaksi alergi pada bagian tubuh tertentu terhadap gigitan serangga. Gigitan dari berbagai serangga, termasuk nyamuk, tungau, dan kutu dapat menyebabkan reaksi alergi. (Orami) "Bentuk alergi ini menyerupai kelompok kecil benjolan merah atau gigitan serangga. Beberapa benjolan mungkin berisi cairan. Urtikaria papular dapat bertahan selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu." (Orami) "Urtikaria atau biduran adalah kelainan kulit berupa bentol-bentol kemerahan dengan warna putih di tengahnya. Bentol tersebut terasa gatal, timbul mendadak, dan umumnya berjumlah banyak. Urtikaria disebabkan oleh alergi, yang dapat dicetuskan oleh berbagai penyebab seperti makanan, udara dingin, kutu, lateks, obat, atau panas." (Morinaga) 6. Bintik merah Dikutip dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology, bintik-bintik merah ini merupakan bentuk alergi kulit bayi yang bisa menimbulkan rasa gatal yang membekas pada kulit. Ukuran dan bentuknya cukup beragam, biasanya berwarna merah muda atau merah. Pengalaman test alergi pada anak Karna terlalu lelah dengan bolak baliknya saya ke dokter anak dan spkk untuk anak pertama saya. Akhirnya saya berniat melakukan test alergi. Sebenarnya bisa dilakukan oleh dsa, to dsa saya menganjurkan bertemu dengan ahlinya saja, yaitu dokter spesialis alergi dan imunologi. Tahun saya ke dokter spesialis 2013 saat anak berusia 1 tahun lebih. Karna menurut dsa saya, Ada patokan umur saat mendalami test potensi alergen anak. Test nya juga beragam, yang kami lakukan saat itu cek IgE melalui test darah. Saya sebelumnya sudah deg2an kalau anak saya diminta test skin prick. Karna test ini anak akan disuntik berkali2 dengan pemicu alergi yang beragam dilapisan bawah kulit. Hasilnya keluar 3 hari setelah test, dan jeng jeng jeng jeng, lebih nakutin dari saat saya pembayaran di kasir (taun ini belum Ada bpjs mak 😂😂) Lengkap banget termasuk kadar darah, bahasa2 medis lain yang kurang saya mengerti, kemudian ada hasil test alergi makanan (banyak bener test alerginya), potensi lain seperti debu, jamur, serbuk sari, bulu/binatang dll (saya lupa mak sudah lama, punten 😅) Sekitar 4-5 lembar seluruh diagnosanya sepertinya. Sedangkan diet eliminasi dan test potensi sederhana (pengennya patch test tp belum cukup dananya 😅) lebih dulu dilakukan dsa saya dengan cara sederhana. Dietary, menghilangkan satu2 potensi alergi pada asupan saya (asi) dan mpasi. Test potensi alergi produk, saat netralisir selesai (kulit normal) menggunakan produk yg dicurigai potensi alergi dioleskan setiap hari pada area tertentu. Misal, pas ganti sabun (trial and error cari sabun/skincare cocok, saya test dulu di pergelangan tangan bila tidak ada reaksi artinya cocok). Saya pernah iseng oles minyak telon, minyak kelapa homemade, krim ruam hasilnya kulit anak kemerahan. Elus2 dada untuk siap komentar karna anak saya bayi pertama keluarga kami yang tidak tolerir tradisi turun temurun. 😅😅😅 Pencegahan dan penanganan pertama pada bayi alergi 1. Kenali potensi alergi pada bayi 2. Hindari pemicu alergi 3. Rajin menjaga kebersihan kulit dan pastikan kulit kering 4. Tidak menggunakan produk skincare bertumpuk, bila perlu lakukan netralisir pada pertolongan pertama (link saya taruh dibawah ya) 5. Tidak eksperimen pengobatan atau menggunakan obat tanpa resep. 6. Bila khawatir kunjungi dokter 7. Penanganan gejala untuk infeksi, peradangan atau kasus memburuk segera konsultasikan ke spkk. Bila perlu test alergi di imunologi terdekat ya mama. Jadi mama PLEASE tidak eksperimen atau memposisikan diri sebagai dokter ya. Apalagi rekomendasikan obat/salep pada sakit apapun 🙏🙏🙏 Kasus terburuk saya nanti seperti anak saya, eksperimen sendiri masalah kulit melebar Dan makin buruk. butuh 3 bulan untuk menormalkan kulitnya kembali. kasihan lho mam, lihat anak menangis karna ga nyaman. tp dsa minta netralin Dan penyembuhan makan waktu. saya termasuk beruntung Karna pernah Ada ibu2 TAP yang kometar di posting saya anaknya punya masalah kulit baru sembuh 1 tahun akibat eksperimen sendiri. Semangat ya mama 🤗 semoga artikel ini bisa membantu dan meringankan gundah gulana saat ini Link mengenali 5 jenis kulit bayi, pemahaman skincare, seluk beluk kulit bayi khususnya newborn, masalah kulit bayi (perlu atau tidak pengobatan), tanda lahir dll di post ini ya mama https://community.theasianparent.com/q/the_amazing_thing_about_becoming_a_parent_is_that_you_will_never_again_be_your_o/3263381?d=android&ct=q&share=true Penanganan, perawatan dan pertolongan pertama masalah kulit disini ya mama: https://community.theasianparent.com/q/sometimes_mother_is_the_only_medicine_that_works_saat_anak_pertama_lahir_rasanya/3234097?d=android&ct=q&share=true Yang butuh post mengenai masalah bayi lain seperti PUP/BAB bayi, keguguran, speech delay, perlengkapan bayi anti mubazir pengalaman saya saat anak pertama kalap mata dll bisa obrak abrik profil saya POST 3 SKIN 101 saya bahas soal masalah kulit (jamur, virus, dll) seperti ruam popok, leher lecet dll , beserta pengalaman dan penanganannya. Ditunggu ya. Bantu like, komentar agar post naik dan terbaca ibu2 lain khususnya new mom yang masih butuh informasi dan simpan (klik bendera pojok kanan atas supaya tersimpan saat sewaktu2 butuh). Semangat ya mak emak!! Saling support Satu Sama lain 💪💪💪💪💪💪 #seriusnanya #bantusharing #ingintahu #jangandibully #firstbaby #alergi

10 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

nice info bun,, krn anak saya sampe sekarang masih susah minum dr produk olahan susu sapi .. sedih ya n bingung setelah minum produk olahan susu sapi pasti pilek, batuk, malam agak rewel, kulit pada ruam pernah sempat sampe muntaber. kmrn tanya dokter saat vaksin katanya klo test bakat alergi kasian anak nya. huhu kata beliau juga 1+th udah bisa minum produk olahan susu sapi seharus nya .. y sudah drpd saya yg ngeyel akhirnya saya gak kasih anak dulu sampe umur 2th nah pas saya sama sekali gak kasih produk olahan susu sapi alhamdulillah bb anak saya melijit yg tadi nya sempet turun n stagnan batuk juga hilang. klo masih gitu lagi mau gak mau cari rs lain yg sedia test bakat alergi krn dulu dokter yg di solo saat anak saya NB yg bilang anak saya alergi susu sapi jadi saya berusaha hindari tp pas tau katanya 1+th udah bisa minum produk olahan susu sapi saya ikut²an tp malah hasil nya anak saya langsung batpil n ruam malah kadang sembelit n bilang klo perut nya sakit.

Baca lagi
3y ago

😢😢😢😢 I feel you mama. anak pertama kedua alergi susu. Saya intoleran laktosa dari kecil sampai sekarang 😢😢 paham banget ma rasanya, galaunya, sedihnya, lelahnya. semoga lekas toleran dan sehat selalu untuk mama dan bayi mama ya 🤗

Makasi mam 🙏🏾 jujur sbg calon Ibu baru aku tergiur dengan bbrp merk skincare bayi, dengan harapan aku pengen kulit anak ku sehat dan kenyal tp aku sadar sama seperti org dewasa ga semua skincare cocok jadi ku masih maju mundur utk memutuskan menggunakan skincare pada newborn. Sampai saat ini ku hanya membeli telon dan diapers cream saja (tuk diapers pun masi sz kecil karna baca baca tdk semua cocok) dan masih banyak baca lagi buat facial cream utk meredakan ketika wajahnya kena ruam Asi atau dll

Baca lagi
3y ago

untuk skincare newborn termasuk face cream Ada di skin 101 part 1 mama 🤗🤗 semangat ya calon mama, semoga lancar sampai lahiran 🤗🤗🤗🤗

mam klo kulit nya kaya gini termasuk dermatitis atopik atau seborrhea ya?? di tangan, badan, dan kaki juga kaya gitu. aku dan suami gada alergi apapun. anak pertama ku kaya gini juga tapi ga separah anak kedua ku. waktu anak pertama aku pake PureBB soothing cream kurang lebih ilang sekitar 2 Minggu. nah anak keduaku pake produk yg sama tp udah 2 Minggu blm ada perubahan. ada yg sama kah???

Baca lagi
Post reply image
3y ago

coba konsultasi ke spKK mama. bisa jadi karna produknya kurang cocok bisa juga karna hal lain (debu, kandungan dari ASI / sufor dll) kalau mama mau cara mudah netralisir dulu dengan sabun saja tanpa krim. lihat reaksinya kalau berkurang artinya alergi bila tidak berubah atau memburuk artinya karna hal lain 🤗🤗 semoga lekas sembuh ya mama 🤗🤗

aku cek lewat tes bakat alergi d RS bu dlu d RS , jd ba tau apakah anak alergi makanan tertentu , dan anakku emang eksim dlunya , setelah observasi menyeluruh sampai tanya jawab ya berakhir d DA 🤧 beruntung makin gede lumayan ga gampang kumat , anakku ga aku kasih makan kacang , seafood , diantaranya itu

Baca lagi
3y ago

amin amin bu... lancar2 persalinannnya bsk ... aku test bakat alergi dlu msh rada ramah d kantong kisaran 500 an aja buat rest nta d luar jasa RS ,dan dokter 🤣ga tau kalo skrng brp , it dh jg nyari yg paling murah meriah , maklum kaum recehan

VIP Member

yang galau bayi kulit bermasalah cek disini ya 😊

VIP Member

yang galau bayi kulit bermasalah cek disini ya ✌

VIP Member

yang galau bayi kulit bermasalah cek disini ya

VIP Member

semoga bermanfaat

VIP Member

semoga membantu

VIP Member

Up, info edukatif 💕

3y ago

makasi mama 🤗🤗🤗